TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Terjadi bentrokan berdarah di wilayah Register 45 Mesuji, Lampung, Rabu (17/7/2019).
Pada hari ini, Kamis (18/7/2019), korban akibat bentrokan tersebut bertambah dari empat orang menjadi lima orang.
Baca: Kecanduan Game, Iwan Jadi Pasien Gangguan Jiwa di Yayasan Jamrud Biru Bekasi
Adapun empat korban tewas sebelumnya adalah, Jeman (28) dan Dalih (31) yang merupakan warga Desa Mekar Jaya Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.
Dua korban meninggal lagi yakni warga Pematang Panggang, Lampung, Rowi (32) dan Abdul Roni (37).
Selain itu, dua warga Lampung lainnya, masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat mengalami luka parah terkena bacokan.
"Satu korban lagi belum teridentifikasi, tapi berasal dari OKI. Total ada lima yang meninggal, dua lagi masih dirawat karena luka parah," kata Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, saat dikonfirmasi, Kamis (18/7/2019).
Supriadi menuturkan, jarak antara kabupaten OKI dengan wilayah Register 45 memakan waktu selama 2,5 jam.
Saat ini, kasus bentrokan tersebut telah ditangani oleh Polda Lampung.
"Kami sifatnya hanya backup, penanganan kasus sepenuhnya di Polda Lampung. Barang bukti alat berat yang digunakan juga berada di Polda Lampung," ujar dia.
Baca: Pengamen Gugat Ganti Rugi Polisi dan Kejaksaan : Mengaku Disiksa Hingga Tanggapan Polda Metro Jaya
Polda Sumatera Selatan mengirimkan sebanyak 130 personel gabungan ke perbatasan wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) dan Lampung, untuk mencegah bentrokan yang telah memakan sebanyak lima orang korban jiwa itu.
Personel gabungan yang diturunkan tersebut terdiri dari Brimob Blitang 33 personel, Shabara Polres OKI 15 personel, polsek 20 personel, intel 10 personel, Polsek Mesuji 22 personel, Reskrim Polres OKI 10 personel, binmas 10 personel dan Kormail 10 personel.
Kronologi
Massa dari dua wilayah yang berada di perbatasan Provinsi Lampung dan Provinsi Sumatera Selatan saling bacok, bahkan ada yang menggunakan senjata api.
Kelompok Mekar Jaya Abadi merupakan masyarakat yang bermukim dan mengolah tanah di Register 45 di dalam wilayah Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.
Sedangkan Kelompok Mesuji Raya bermukim di wilayah Ogan Komering Ilir, Kabupaten Provinsi Sumatera Selatan.
Informasi yang diperoleh Tribun, bentrokan berdarah dipicu oleh hal sepele. Seorang warga dengan menggunakan traktor membajak tanah yang masuk dalam kawasan Register 45.
Tanah yang dibajak dilaporkan milik anggota Kelompok Mekar Jaya. Warga berkumpul dan menyita traktor tersebut.
Warga yang tadinya mengoperasikan traktor, pulang dan tak lama kemudian kembali bersama puluhan orang dari Kelompok Mesuji Raya.
Massa dari Kelompok Mesuji Raya ini ada yang membawa parang, bahkan ada yang membawa senjata api rakitan.
Mereka mendatangi massa dari Kelompook Mekar Jaya yang menyandera traktor.
Aksi berdarah tak terhindarkan. Sebanyak 4 orang dari Kelompok Mesuji Raya dilaporkan tewas dengan luka bacokan di sekujur tubuh.
• Jeda Waktu yang Disarankan Dokter untuk Sikat Gigi Setelah Santap Makanan Asam
• Tak Hanya Ditularkan Lewat Hubungan Badan, Penyakit Seksual dapat Ditularkan Lewat Sekadar Ciuman
Empat korban tewas ini masing-masing Dali, Jeman, Roli, dan seorang lagi belum terindentifikasi. Empat orang dari korban tewas ini diidentifikasi sebagai warga Sumsel.
Sedangkan dari Kelompok Mekar Jaya dilaporkan 8 orang luka bacok dan luka tembak.
Enam orang di antaranya atas nama Yudi, Jono, Budi, Haryono, Rahmat, dan Ipul.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Pandra Zahwani Arsyad, membenarkan kejadian tersebut.
Ia mengatakan, pasukan dari Brimob Polda sudah diturunkan ke lokasi untuk mencegah terjadinya bentrok susulan.
Zahwani Pandra Arsyad menjelaskan kronologi bentrok di Mesuji yang mengakibatkan empat orang tewas pada Rabu, 17 Juli 2019.
Menurut Zahwani Pandra Arsyad, peristiwa bentrokan berdarah di Mesuji tersebut bermula dari perselisihan saat membajak sawah di Register 45.
Adapun, kronologi bentrok di Mesuji berawal saat Kelompok Mekar Jaya Abadi menemukan alat bajak di lahan mereka, tanpa ada perintah dari kelompoknya.
Mereka lalu menyita alat bajak tersebut. Setelah alat bajak disita, Kelompok Mesuji Raya datang. Perselisihan lalu terjadi.
"Jadi tidak terima, itu permasalahannya," kata Zahwani Pandra Arsyad, Rabu, 17 Juli 2019 malam.
• Izin Praktek Dokter ini Dicabut, Kepergok Gunakan Spermanya untuk Buahi Pasien
• Ladies Day, AHASS Cokroaminoto Manjakan Konsumen Wanita, Begini Caranya
Kelompok Mekar Jaya Abadi merupakan masyarakat yang bermukim dan mengolah tanah di Register 45 di dalam wilayah Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung.
Sedangkan, Kelompok Mesuji Raya bermukim di wilayah Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
Informasi yang diperoleh Tribunlampung.co.id, bentrokan berdarah dipicu oleh hal sepele.
Seorang warga dengan menggunakan traktor membajak tanah, yang masuk dalam kawasan Register 45.
Tanah yang dibajak dilaporkan milik anggota Kelompok Mekar Jaya. Warga berkumpul dan menyita traktor tersebut.
Warga yang tadinya mengoperasikan traktor, kemudian pulang. Tak lama kemudian, ia kembali bersama puluhan orang dari Kelompok Mesuji Raya.
Massa dari Kelompok Mesuji Raya tersebut ada yang membawa parang. Bahkan, ada yang membawa senjata api rakitan.
Mereka mendatangi massa dari Kelompook Mekar Jaya yang menyandera traktor. Aksi berdarah tak terhindarkan.
Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Korban Tewas Bentrok Mesuji Bertambah Jadi 5 Orang