TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Suasana duka masih menyelimuti kediaman keluarga Wiko Jerianda yang bertempat di Jalan pertahanan Komplek Srimas kecamatan Seberang Ulu II Palembang, Sabtu (20/7/2019).
Wiko merupakan siswa SMA Taruna Indonesia Semi Militer Plus yang diduga meninggal karena menjadi korban kekerasan saat mengikuti Masa Orientasi Siswa di sekolahnya.
Pantauan Tribunsumsel.com, terlihat para pelayat silih berganti mendatangi rumah duka.
Terpasang dua unit tenda di jalan tepat depan rumah.
Lantunan ayat suci Alquran dan surat Yasin, terus dibacakan oleh pelayat yang datang.
Terlihat pula teman dan guru Wiko semasa masih mengenyam pendidikan di SMP PGRI I Palembang juga berada rumah duka.
Mereka tak kuasa menahan tangis dan langsung mendekat ke jenazah Wiko yang terbaring ditutup kain di ruang tamu.
Sementara, Suwito (43) dan Nuraina (41) orang tua Wiko, nampak terduduk lemas di samping jenazah anak kedua mereka itu.
Mata mereka terlihat sembab karena menangis.
Namun, orang tua wiko tetap berusaha tegar dan menerima setiap pelayat yang datang dan ingin melihat Wiko untuk yang terakhir kalinya.
"Keluarga dan orang tua wiko masih syok, jadi belum bisa memberi komentar apapun," kata Firli, kuasa hukum keluarga Wiko.
Rencananya jenazah Wiko akan dimakamkan di TPU Talang Karet Plaju Kota Palembang sehabis salat Dzuhur.
Korban penganiayaan
WJ (14), siswa SMA Taruna Indonesia di Palembang yang diduga menjadi korban penganiayaan saat Masa Orientasi Sekolah (MOS), dikabarkan meninggal dunia, Jumat (19/7/2019) sekitar pukul 20.00 WIB.