Dilansir Kompas.com, Nia mengaku pihaknya mengalami kesulitan untuk berkoordinasi dengan PT GRPP soal potensi bahaya Tangkuban Perahu meski aktivitas cenderung sudah menurun sejak mengalami erupsi pada Jumat sore.
Baca: Gunung Tangkuban Perahu Meletus, ACT Terjunkan Relawan Rescue
"Karena tugas kami menyampaikan rekomendasi, tugas mereka juga kami maklumi di bidang pengelolaan."
"Tapi seperti tahun 2013 ada kendala bagaimana koordinasi. Tapi kita tetap menjalankan tugas, karena kita institusi yang diberi amanat oleh pemerintah untuk keselamatan masyarakat," ungkap Nia saat ditemui di Kantor PVMBG, Jalan Diponegoro, Sabtu (27/7/2019).
Di sisi lain, Kepala Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy K Syahbana, menyebutkan ada kemungkinan erupsi susulan Tangkuban Perahu terjadi.
"Kalau potensi erupsi masih tetap ada karena kondisi belum stabil tapi intensitasnya cenderung menurun kita harapkan kalau terjadi lagi logikanya akan lebih kecil."
"Karena data tak menunjukan adanya potensi erupsi yang besar," tuturnya.
Karena alasan tersebut, PVMBG tetap merekomendasikan agar tak ada aktivitas pada jarak 500 meter dari kawah.
Kondisi terkini Tangkuban Perahu
Pada Sabtu dini hari, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membagikan kondisi terkini Gunung Tangkuban Perahu pasca-erupsi Jumat sore melalui Twitter resminya, @BNPB_Indonesia.
BNPB menyebutkan pihak pengelola telah menutup wilayah wisata gunung yang berada di wilayah administrasi Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.
"Situasi pasca-erupsi Gunung Tangkuban Perahu pada Jumat sore (26/7) tadi kondusif. Pengelola Kawasan Wisata telah menutup wilayah wisata gunung yang berada di wilayah administrasi Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat."
Baca: BERITA POPULER Bupati Kudus Kena OTT| Erupsi Gunung Tangkuban Parahu | Motif Pembunuhan Wanita Hamil
Lebih lanjut, BNP mengungkapkan hingga kini tak ada informasi mengenai korban jiwa maupun luka-luka serius pasca-erupsi.
Meski begitu, sebanyak 15 wisatawan terdampak sesak napas dan dievakuasi menuju Sespim Polri, Lembang.
"Namun sejumlah 15 wisatawan terdampak sesak nafas dan dievakuasi menuju Sespim Polri, Lembang. Aparat pemerintah telah mengevakuasi pendaki dan pengunjung yang berada di kawasan wisata gunung. Siapa pun tidak diperbolehkan untuk menginap di dalam kawasan kawah aktif."