Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyatakan PT Pertamina (Persero) akan memberikan uang ganti rugi kepada nelayan akibat tumpahnya minyak di perairan Karawang, Jawa Barat.
"Jadi semua akan dikasih, dibayar kompensasinya oleh mereka (Pertamina)," kata Luhut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/7/2019).
Namun, terkait biaya ganti rugi, Luhut mengaku belum mengetahui secara detail karena masih akan dibicarakan dalam tingkat pimpinan Pertamina.
"Saya enggak tahu," ucap Luhut.
Menurutnya, Pertamina telah bekerjasama dengan perusahaan yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam membersihkan minyak di perairan.
"Mereka hired perusahaan penanggulangan bencana yang terkenal itu, yang menangani Gulf of Mexico. Saya kira sudah ditangani dengan baik," paparnya.
Diketahui telah terjadi kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ). Pertamina sendiri telah mengerahkan 27 unit kapal dan alat penangkap tumpahan minyak di perairan Karawang.
Baca: Kisah Putri Pantang Menyerah Meski 6 Kali Gagal Masuk Akmil, Kini Ia Diwisuda Jadi Perwira Kowad
Baca: Dulu Ahok Larang Pedagang Hewan Kurban Jualan di Trotoar, Kini Pemkot Jakpus Izinkan
Akibat tumpahnya minyak tersebut, warga desa sekitar khawatir soal kelanjutan produksi mereka, tak terkeculi petambak ikan bandeng di Desa Sedari.
Rasman (65) mengaku bahwa tumpahan minyak ini adalah yang paling besar yang pernah dialaminya.
Sebagai petani tambak ikan bandeng, Rasman merasa khawatir jika air laut terkontaminasi minyak, maka akan berdampak pada bibit ikan yang berada di kolam tambaknya.
"Saya panen itu minggu kemarin 7 ton sebelum minyak tumpah itu. Kalau sekarang mah ya kurang tahu juga ya, tapi ya pasti bibit ada yang mati," kata Rasman kepada Tribunnews di lokasi, Rabu (24/7/2019).
Rasman sudah puluhan menggeluti usaha tambak ikan bandeng di Desa Sedari, Karawang. Total luas lahannya mencapai 70 hektare. Itu pun sebelum dia bagikan ke anak-anak dan juga keluarganya.
"Sekarang saya punya 40 hektare sisa. Itu juga ada pegawai saya yang mengurus," lanjutnya.
Selasa sore (23/5/2019) Rasman mendapatkan kabar bahwa ada sebagian bibit bandengnya yang mati. Jumlahnya sendiri Rasman lupa berapa.