Sandera bayi
Heri Dome menyandera anaknya terlebih dahulu sebelum membunuhnya.
Kaurbin Ops Reskrim Polres Luwu, Ipda Abd Asis, mengatakan pelaku sempat menyandera bayinya saat cekcok dengan istrinya.
"Korban, Enjel bayi usia lima bulan ini sempat sakit. Ibu dari bayi (korban) ingin membawa ke puskesmas," ujar Abd Asis, Rabu (31/7/2019).
Baca: Enda Ungu Mengaku Ingin Banyak Belajar dari Pasha Ungu dan Jadi Wali Kota Manado
Baca: Pakainnya Dilucuti dan Tangan Diikat, Mamah Muda Tak Berdaya saat Pria Kulit Hitam Masuk Rumah
Namun pelaku melarang istrinya membawa bayinya ke puskesmas dan merampas bayi.
"Dari perampasan itu, pelaku dan istrinya cekcok hingga terjadi kekerasan terhadap korban dan menyebabkan korban meninggal," tuturnya.
Keterangan Abd Asis ini, berdasarkan penuturan warga di Desa Lewandi, yang juga saksi mata.
Pihak kepolisian juga menduga pelaku memiliki kelainan jiwa.
"Terkait psikologis pelaku, kami masih dalami dan nanti akan melibatkan psikolog," katanya.
Sulitnya akses jalan
Sulitnya akses jalan menuju tempat kejadian perkara (TKP) membuat kejadian tersebut telat dilaporkan.
Selain itu, tidak adanya jaringan telepon membuat sulitnya petugas mendapatkan informasi.
Baca: Seputar Kekalahan Telak Persib: Penyakit Lama Kambuh, Robert Alberts Jangan Terus Cari Alasan
"Nomor telepon kepala desa di sana tidak ada. Walaupun ada, tidak mungkin bisa terhubung karena tidak ada signal di sana," ujar Kapolsek Walenrang, AKP Rafli, Rabu (31/7/2019).
"Medan ke TKP juga sangat ekstrim dan butuh empat jam dari Mapolsek Walenrang baru sampai," tuturnya.