Aceng: Sekitar pukul 22.15 ada yang ketuk pintu. Padahal saya lagi nyenyak tidur. Saya bilang tunggu, lalu saya buka pintu.
Saya tanya mau ke siapa? Dia bilang dari SatpolĀ PP. Mau apa? Mau periksa identitas katanya. Memang salah saya apa? Saya tidur, kan, dengan istri sah.
Tribun: Setelah Anda jelaskan sekamar dengan istri, kenapa masih digiring petugas?
Aceng: Saya tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan lebih jauh. Istri sudah tunjukkan KTP yang saya dan dia. Setelah diperlihatkan, petugas Satpol PP malah maksa masuk ke kamar.
Tribun: Memang tidak diperlihatkan buku nikah atau foto saat pernikahan?
Aceng: Enggak ada kesempatan itu. Tanpa banyak basa-basi, petugas cuma bilang nanti jelaskan di kantor. Cincin nikah saja mau ditunjukkan enggak dikasih kesempatan.
Foto nikah di HP juga tidak bisa diperlihatkan karena mereka buru-buru katanya.
Tribun: Petugas Satpol memang tidak kenal Anda?
Aceng: Kurang tahu itu. Padahal di KTP ada nama, alamat, dan tertulis pekerjaan saya anggota DPD. KTP saya dan istri memang belum sama alamatnya karena belum sempat urus.
Tribun: Kapan anda menikah denganĀ Siti Elina Rahayu?
Aceng: Akad itu tanggal 9 April 2019 di Hotel Trans Studio Bandung. Lalu tanggal 21 April saya gelar resepsi di Garut dan 21 Juni di Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat.
Bukan saya riya, dua kali gelar resepsi tapi biar masyarakat tahu bahwa saya sekarang sudah berkeluarga lagi.
Tribun: Kamar Anda digeledah petugas Satpol?
Aceng: Iya, sampai istri saya dibawa ke toilet, diperiksa badannya sama petugas. Mereka tak tunjukkan surat penggeledahan.
Tribun: Anda tidak meminta surat penggeledahan ke petugas?
Aceng: Saya sudah minta tapi mereka tak mau menunjukkan. Semua barang di kamar diperiksa sama mereka. Saya sempat emosi tapi sama istri diminta sabar. Apalagi baru selesai puasa.
Tribun: Anda dibawa dengan mobil Satpol PP?