Massa membakar Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) dan merusak Lembaga Permasyarakatan Abepura.
Tak hanya itu, massa juga merusak pertokoan di Abepura hingga membakar mobil di jalan raya.
Kantor Grapari Telkomsel juga menjadi amukan massa.
Aksi demo tersebut juga berujung pada aksi penjarahan.
Masyarakat setempat yang merasa resah kemudian memilih untuk berdiam diri di rumah.
Sebagian masyarakat berjaga-jaga di lingkungan tempat tinggal.
Sekitar pukul 18.00 WIT, massa mulai memnbubarkan diri.
Pasca-kerusuhan, terjadi pemadaman listrik karena ada kabel yang terbakar.
Meskipun sudah terkendali, situasi di Kota Jayapura hingga Jumat (30/8/2019) dini hari sekitar pukul 01.30 WIT masih mencekam.
Baca: Kami Bukan Bangsa Monyet, Massa Papua Protes Insiden Jatim di Melbourne
Baca: BREAKING NEWS : Polda Kalbar Kirimkan 250 Personel Brimob ke Provinsi Papua
Ribuan warga kemudian memilih mengungsi ke Markas TNI AL di Hamadi, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura.
Warga merasa ketakutan akan adanya kerusuhan susulan.
Banyak massa yang masih bertahan di halaman kantor Gubernur Papua.
Seorang warga mengaku ketakutan akan terjadinya penjarahan hingga pembakaran kembali.
"Kondisi kami lagi trauma. Kami takut kalau massa balik dan melakukan pengerusakan dan penjarahan, hingga pembakaran. Itu yang buat kami mengungsi," kata Jojo, Jumat (30/8/2019), dikutip dari Kompas.com.