Ia tidak memiliki niat apapun.
SimpleMan hanya ingin mengangkat cerita tersebut menjadi pembelajaran mahasiswa yang ingin melakukan KKN agar selalu menjaga tata krama dan menjunjung tinggi adat istiadat setempat.
"Di mana bumi dipijak, di situ langit dituju. Saya pribadi mohon maaf bila menyinggung cerita ini menimbulkan kehebohan yang awalnya tidak saya sangka sebelumnya."
"Saya sebagai penulis semoga ada hikmah yang bisa diambil dari cerita ini," jelas SimpleMan.
2. Keaslian Cerita
Mengenai keaslian cerita, SimpleMan mengatakan, tulisan yang ia buat berdasarkan pengalaman narasumber dan dijamin keasliannya berdasar kisah nyata.
Ada beberapa pengurangan dan penambahan cerita, tapi tidak lepas dari benang merah yang diberikan.
"Saya dapat pastikan, cerita ini berdasar dari narasumber tentang pengalaman dia dan teman-temannya yang saya ubah sedemikian rupa agar masuk keenam tokoh yang saya tulis."
"Dan saya yakin cerita ini nyata entah orang percaya atau tidak. Saya pikir ini nyata," lanjut SimpleMan.
Beberapa poin, SimpleMan jelaskan ada cerita yang dia ubah ketika tokoh Wahyu dan Widya berangkat ke kota.
Kemudian SimpleMan menjelaskan, semua cerita yang sebenarnya jika ditulis jauh dari logika.
Mengenai akhir cerita tentang dua nyawa melayang, SimpleMan menjelaskan, itu memang benar adanya.
3. Dua Sudut Pandang Berbeda?
SimpleMan juga menjelaskan bagaimana dia mendapat dua sudut pandang dari narasumber yang berbeda.