"Pada saat itu sempat terjadi debat antara Irvan dan Putra yang mana Irvan menginginkan agar Misem juga ikut dibunuh.
Namun tersangka Saminah menolak, sebab dia merasa, Misem adalah ibunya," katanya.
Setelah pra-rekonstruksi itulah fakta baru terungkap jika sebenarnya Misem tahu ada pembunuhan.
Misem yang kala itu tidak menyaksikan pembunuhan tersebut, tetapi karena pernah disekap dan diancam Misem tidak mau menyampaikan hal tersebut kepada keluarganya sendiri, yaitu Edi.
"Ancamannya kala itu, Misem akan dibunuh juga oleh Irvan dan Putra.
Namun Putra juga menolak karena berpikiran apabila semua keluarga itu hilang akan menimbulkan kecurigaan semua orang," imbuhnya.
Ruang tengah kala itu sudah banyak darah, yaitu selepas membunuh Sugiyono dan Supratno.
Misem akan masuk melalui pintu samping, lalu ketahuan oleh Irvan dan Putra hingga akhirnya dibekap dan ditutup matanya lalu dimasukkan dalam kamar.
Ketika Misem sudah sadar dari pingsan, ketiga tersangka, yaitu Saminah, Irvan, dan Putra mengancam kepada Misem agar tidak bercerita kepada siapapun termasuk anaknya Edi.
Baca: Jadwal MotoGP 2019, Sirkuit Misano San Marino, Live di Trans 7 Pekan depan
Baca: Prediksi Susunan Pemain Bhayangkara FC vs Persebaya Surabaya di Liga 1 2019, Debut David da Silva
Baca: DPR Siapkan Revisi UU MD3, Pengamat: Biar Lebih Mudah Lakukan Amandemen UUD
Selama lima tahun itu Misem hidup dalam ancaman akan dibunuh.
Para tersangka mengatakan, kalau sampai menyampaikan kejadian tersebut maka Misem ikut dihabisi.
Misem selama ini tahu ada pembunuhan di dalam rumahnya, tetapi tidak tahu jika keempat korban pembunuhan tersebut dikubur di belakang rumahnya sendiri.
"Misem tahunya mayat-mayat itu sudah dibuang, sehingga waktu menyuruh orang membersihkan kebun belakang yang terdapat kerangka-kerangka tersebut, Misem benar-benar tidak tahu," pungkasnya.
Keempat kerangka diserahkan keluarga