News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemindahan Ibu Kota Negara

Banyak Buaya Liar Berkeliaran di Lokasi Calon Ibu Kota Baru

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan dari udara kawasan hutan di Desa Semoi II, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Rabu (28/8/2019). Desa Semoi II menjadi salah satu kawasan di Kabupaten Penajam Paser Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara yang akan menjadi lokasi pusat pemerintahan Ibu Kota Negara yang baru di Kaltim. Tribun Kaltim/Fachmi Rachman

TRIBUNNEWS.COM - Penajam Paser Utara (PPU) disebut-sebut sebagai satu di antara lokasi yang bakal dijadikan Ibu Kota baru.

Saat ini masih banyak habitat satwa yang berdiam di lokasi tersebut, salah satunya Buaya.

Baca: Terbuat dari Kulit Buaya Seharga Rp 1 M,Inilah Tas Mewah Syahrini yang Dipakai Pose di Pinggir Jalan

Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Masud mengakui masih banyak buaya yang hidup di PPU.

Buaya liar ini hidup sungai-sungai yang ada wilayah yang masuk ke dalam Provinsi Kalimantan Timur itu.

Paling banyak berada di daerah Maridan. Maridan adalah salah satu kelurahan di kecamatan Sepaku, lokasi yang digadang-gadang menjadi ibu kota negara.

"Itu yang banyak (buaya) di daerah operasi PT ITCI Sepaku," ungkap Abdul, Senin (2/9/2019).

PT ITCI adalah perusahaan HPH yang disebut-sebut milik adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo.

Abdul mengatakan, pihaknya telah memasang plang peringatan tanda bahaya buaya.

"Masyarakat di sana (PPU) sudah tahu lokasi-lokasi yang ada buaya," kata Abdul.

Tak hanya PPU, hampir semua sungai yang ada di Kaltim hidup buaya.

Hal ini, kata Abdul sudah terjadi cukup lama.

Namun, kadang ada kejadian seperti buaya mengganggu atau pun mengigit masyarakat.

Hingga saat ini belum ada penakaran Buaya di PPU. Buaya-buaya masih hidup liar di sungai-sungai.

"Jadi kita berteman saja, selama kita tidak ganggu enggak ada masalah. Tapi perlu hati-hati. Kita perlu waspada. Di sisi lain kita juga perlu melestarikan ekosistem alam dan satwanya," jelasnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini