News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

3 Siswa SMK Dikira Magang Malah Hilang 9 Tahun, Ternyata Dijual Calo ke Perusahaan Kapal

Editor: Asytari Fauziah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Lucia Martini Menunjukkan Sertifikat Anaknya Ignatius Leyola Andinta Denny Murdani yang hilang kontak saat Mengikuti PKL di Bali oleh SMK N 1 Sanden, Bantul ditemui di rumahnya Rabu (4/9/2019)

TRIBUNNEWS.COM - Sekitar 9 tahun lalu, tiga orang siswa di SMK N 1 Sanden, Bantul, Yogyakarta, berangkat Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pelabuhan Benoa, Bali.

Dari puluhan siswa yang berangkat, ada 3 orang siswa yang sampai sekarang tidak diketahui nasibnya, karena kapal yang ditumpanginya hilang. 

Ada pun ketiga anak itu yakni Agiel Ramadhan Putra, Ignatius Leyola Andrinta Denny Murdani, dan Ginanjar Nugraha Atmaji.

Berbagai upaya dilakukan orangtua mereka untuk mencari keberadaan anak-anak mereka, sampai akhirnya hanya bisa pasrah dengan keadaan yang dihadapi. 

• Veronica Koman Ditetapkan Jadi Tersangka, Masyarakat Jadi Takut Menyuarakan Soal Papua?

• Terinspirasi dari Media Sosial, Dua Wanita Ini Keliling Indonesia untuk Layani Threesome

• Viral Gadis Terima Kastil Sungguhan Seharga Rp 1 Miliar Sebagai Kado Pernikahan, Pesta Resepsi Mewah

• Ingat Qari Muda Muzammil Hasballah? Kabar Duka, Putri Keduanya Meninggal Dunia, Usia Baru Sehari

Orangtua Agiel, Riswanto Hadiyasa, menceritakan, berbagai upaya terus dilakukannya untuk mendapatkan kejelasan nasib anak pertamanya itu.

Dia menceritakan, waktu itu Agiel masih kelas 2 SMK dan akan berangkat PKL. Oleh pihak sekolah, Riswanto dan puluhan orangtua siswa lainnya diundang ke sekolah untuk mendapatkan sosialisasi. 

Dalam sosialisasi itu, Kepala SMK N 1 Sanden, Ahmad Fuadi menyampaikan bahwa PKL yang resmi sebenarnya dilaksanakan di Pekalongan, Jateng, selama 3 bulan.

Namun akhirnya, PKL dilaksanakan di Tanjung Benoa, Bali, selama 3 bulan, dengan alasan di sana merupakan pelabuhan internasional.

Selain itu, anak-anak akan mendapatkan uang Rp 4 sampai Rp 8 juta.

Dalam sosialisasi juga diperkenalkan seseorang yang bernama Mugiri yang menurut dia sebagai guru pembimbing. Namun setelah persidangan diketahui bahwa Mugiri adalah calo tenaga kerja. 

HALAMAN SELANJUTNYA ==============>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini