TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Warga Negara Asing (WNA) asal Belanda, Sandra, membuat keributan di sebuah hotel di sekitar Candidasa, Kecamatan Manggis.
Perilaku wisman itu membuat resah penghuni hotel.
Petugas hotel pun melaporkan ke Public Safety Center (PSC) Karangasem.
Senin (9/9/2019), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Karangasem mengerahkan sekitar 9 personel bersama 2 pegawai di Puskesmas Manggis II, 4 pegawai PSC, dan Babinsa mendatangi WNA tersebut.
Kepala Satpol PP Karangasem, I Wayan Sutapa menjelaskan dari hasil interogasi, Sandra mengaku memiliki masalah dengan suaminya, Michele.
Sandra sering mengamuk dan mengigau setiap bertemu suaminya.
Diduga ia memiliki masalah internal sejak dulu.
"Si Sandra dapat bertengkar dengan suaminya. Asal dia ketemu suami pasti ribut, terus mengigau. Kondisi ini terjadi sejak dua hari semenjak ada masalah sama suaminya," kata Wayan Sutapa.
Sandra dikabarkan bersedia pulang ke negaranya asalkan biaya hotel digratiskan.
Pihak hotel tetap mengizinkan Sandra menginap selama dua minggu dan akhirnya dia mau tetap membayar.
Kabid Trantib, Satpol PP Karangasem, Made Begananda mengutarakan hal yang sama.
Baca: Pertama Kali Ultah Tanpa Kehadiran Ani Yudhoyono, SBY : Hening, Tak Ada yang Bisikkan Kata Indah
Sementara waktu Sandra dan Michele dipisahkan agar tak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Suami Sandra dicarikan hotel berbeda oleh pihak hotel agar di sekitar hotel tetap aman dan tamu merasa nyaman.
"Petugas Satpol PP tidak menindak atau ambil kebijakan apapun. Kita hanya sekadar membina agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi," kata dia.
"Makanya untuk sementara mereka kita pisah dulu," kata Begananda.
Sandra pun mengaku tenang dan nyaman saat dipisah.
Bule Tendang Pengendara
Peristiwa bule mengamuk di Bali bukanlah kali pertama.
Sebelumnya, seorang warga negara asing mengamuk di jalan. Videonya sempat viral di media sosial.
Dalam rekaman video berdurasi sekitar 24 detik tersebut tampak seorang warga negara asing mengamuk dan menendang seorang pengendara sepeda motor hingga terjatuh.
Tidak hanya itu, warga negara asing itu juga sengaja menabrakkan dirinya ke sejumlah mobil yang sedang melintas.
Aksi pria berbaju putih tersebut menyita perhatian warga setempat.
Beberapa orang mencoba mengejar sambil mengeluarkan kata-kata bernada umpatan.
Baca: Upaya Tarik Investor, Pemerintah Tiru Birokrasi Empat Negara Tetangga
Belakangan diketahui perisitiwa dalam rekaman itu terjadi di Bali tepatnya di Jalan Sunset Road, Kuta, Badung, Bali.
Pria itu bernama Nicolas Carr (27), warga negara Australia.
Kanit Reskrim Polsek Kuta Iptu I Putu Ika mengatakan, peristiwa terjadi, Sabtu (10/8/2019) sekitar pukul 05.30 Wita.
Peristiwa ini diketahui berawal dari laporan I Wayan Wirawan, warga asal Jimbaran.
Dia melaporkan telah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan seorang warga negara asing.
Wayan menderita sejumlah luka karena terjatuh dari motor.
"Tendangan mengenai pinggang korban sebelah kiri yang mengakibatkan korban terjatuh, hingga korban mengalami luka dan lebam pada bagian pinggang, luka lecet pada lengan kanan dan jari tangan kiri," kata Ika dalam keterangan pers, Sabtu (10/8/2019).
Dalam laporannya, korban menyampaikan bahwa dia sedang mengendarai sepeda motor dari rumahnya dengan tujuan bekerja di Vila Desamuda Jalan Basangkasa, Seminyak.
Namun, dalam perjalanan tepatnya di Jalan Sunset Road, tiba-tiba dia langsung ditendang warga asing yang tidak dikenal.
Selanjutnya petugas dibantu warga berhasil mengamankan pelaku yang kemudian dibawa ke RS Siloam untuk perawatan karena mengalami luka-luka.
Baca: Bos Nissan Jepang, Hiroto Saikawa Minta Secepatnya Diganti Setelah Ketahuan Terima Uang Ilegal
Obrak-abrik Kantor Konjen
Awal tahun 2019 lalu, warga di Jl Ganetri Denpasar geger gara-gara suara teriakan minta tolong dari petugas Konsulat Jenderal Swiss, Kamis (31/1/2019).
Beberapa warga yang mendengar teriakan langsung mendatangi kantor tersebut.
"Tadi dengar teriakan-teriakan dari dalam kantor konsulat, berisik gitu. Lalu berhamburan keluar orang-orang di dalam kantor itu. Katanya, ada bule ngamuk lalu merusak barang-barang di dalam kantor konsulat dan mau mencelakai orang di situ," kata Dian Infandri, salah satu warga sekitar Jalan Ganetri.
Infandri menambahkan, dia dan warga lain sempat sulit untuk menenangkan dan mengamankan si bule, karena ia memiliki badan lebih besar dan tinggi dari warga yang membantu mengamankannya.
"Susah sekali tadi ngamaninnya. Soalnya, tenaganya keras, dan badannya lebih besar dari kita. Katanya, dia stres di sini lalu minta tiket pulang tapi dibilang sama pihak Konjen tidak bisa membelikan tiket pulang. Lalu dia ngamuk," jelas Infandri.
Mendapatkan laporan adanya bule yang mengamuk di Kantor Konjen Swiss, polsek setempat mengirimkan petugasnya ke lokasi dan tak lama disusul kedatangan petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Denpasar.
Tak berselang lama, petugas Satpol PP Kota Denpasar juga tiba di lokasi.
Baca: Jefri Nichol Jalani Sidang Pertama, Terungkap Alasannya Konsumsi Ganja Lintingan
Karena bule itu melakukan perlawanan cukup kuat saat hendak diamankan, maka petugas pun memberikan suntikan kepada bule tersebut.
"Tadi kita suntik, lalu suntikannya kurang lebih 10 menit baru bereaksi. Sempat melawan juga waktu kita mau menyuntiknya," ucap seorang petugas.
Setelah efek suntikan bius itu bekerja, petugas lalu menggotong bule yang sudah lemas tersebut, dengan kondisi tangan dan kakinya diikat untuk naik ke dalam ambulans.
Didampingi staf Konjen, petugas kemudian membawa si bule ke RSUP Sanglah untuk penanganan selanjutnya.
Awak media pun sempat mendapatkan larangan mengambil gambar di lokasi oleh pihakKonjen Swiss.
Kehilangan Paspor
Sementara itu Kapolsek Denpasar Timur AKP Nyoman Karang membenarkan adanya kejadian tersebut.
"Iya benar di Kantor Konsulat Switzerland (Swiss) Jalan Ganetri No. 9 D telah terjadi orang mengamuk. Dia warga negara asing Switzerland atas nama Peter Hugo (68)," kata Nyoman.
Baca: Wali Kota Risma Serahkan Kasus Teror Lempar Ular di Asrama Mahasiswa Papua kepada Polisi
"Seminggu yang lalu pelaku datang ke konsulat untuk melaporkan kehilangan paspor. Kemudian konsulat menyarankan kepada pelaku untuk melaporkan atau berangkat ke Jakarta guna berkoordinasi lebih lanjut terkait proses kepengurusan paspor baru di Kedubes Swiss di Jakarta," jelas Nyoman Karang.
Nyoman Karang menambahkan, beberapa hari yang lalu dari kantor Kedubes Swiss di Jakarta menghubungi saksi lewat telepon bahwa pelaku sudah ada di Jakarta dan diberitahu bahwa pengurusan/proses pembuatan paspor baru butuh waktu dan itu sudah sesuai prosedur.
Akan tetapi pelaku tidak sabar dan sempat ribut.
Dari keterangan Staf Kedutaan Swiss Ulrike Kelle, kata Nyoman Karang, dua hari yang lalu istri pelaku juga datang ke kantor.
Sang istri mengatakan bahwa paspor pelaku sebetulnya masih ada di rumah di Buleleng. Disebutkan oleh si istri bahwa pelaku sedang mengalami depresi atau tekanan jiwa.
Pada Kamis siang kemarin, Peter Hugo kembali datang ke kantor Konjen Swiss dan kini dia mengeluh tidak punya uang untuk pengurusan paspor.
Konsulat menyarankan untuk sabar dan tenang serta akan memberikan solusi agar bisa diselesaikan permasalahan ini.
Baca: Peringatan Keras Hotman Paris Soal Advokat Berijazah Palsu, Rival Andar & Farhat: Sangat Memalukan
Tiba-tiba pelaku langsung ke luar dengan alasan mencari makan.
Selang beberapa menit pelaku datang dan masuk ke ruangan minta kopi kepada salah satu staf konsulat yang pada saat itu sedang duduk dekat pelaku.
Tiba-tiba pelaku menyiramkan kopi ke saksi di bagian kepala saksi serta mendorongnya.
Kemudian saksi berusaha ke luar ruangan untuk menyelamatkan diri, tetapi pelaku mengejar saksi hingga ke luar.
Kemudian pelaku masuk lagi ke dalam kantor dengan melempari lonceng di dalam kantor hingga lonceng pecah dan mengenai almari arsip.
Pelaku juga mengobrak-abrik barang-barang yang ada di ruang staf.
Saksi akhirnya menghubungi staf Konjen lainnya, yang saat itu sedang berada di luar kantor.
Keterangan dari staf Konjen, Gerhard L Nutz, waktu itu dia dihubungi oleh staf konsulat lainnya bahwa ada orang ribut ribut. Kemudian Gerhard saksi langsung datang ke lokasi.
Sesampainya di sana dan masuk ke dalam kantor, Gerhard membujuk pelaku agar tidak mengamuk lagi.
Akan tetapi, pelaku langsung secara spontan memukul wajah saksi.
Warga yang berada di luar melihat kejadian tersebut, dan langsung masuk ke dalam untuk mengamankan pelaku.
Pelaku berhasil diamankan dengan bantuan petugas, dengan tangannya diikat.
"Diduga pelaku mengalami depresi. Untuk sementara kerusakan material hanya pot bunga dan tempat sembahyang (Plangkiran), sedangkan barang-barang lainnya masih dalam keadaan utuh," kata AKP Nyoman Karang.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kronologi Bule Belanda Ngamuk di Candidasa, Dipicu Masalah Ini Sampai Bikin Resah Penghuni Hotel