TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Unit Hemodialisis sangat dibutuhkan oleh pasien gagal ginjal yang semakin meningkat jumlahnya terutama di wilayah Cirebon dan sekitarnya.
Minimnya fasilitas hemodialisis yang terbatas di wilayah Cirebon menjadi salah satu alasan Siloam Hospitals Putera Bahagia membuka Unit Pelayanan Hemodialisis dan dukungan empat mesin.
"Pembukaan layanan diharapkan membantu mempertahankan kualitas dan harapan hidup masyarakat Cirebon, khususnya pasien yang terkena penyakit ginjal kronik," kata Deputy Presiden Direktur Siloam Hospitals Group, Caroline Riady di Cirebon pekan lalu,
Dalam keterangan persnya, Unit Pelayanan Hemodialisis dengan 4 mesin didukung kerjasama tim yang beranggotakan dokter spesialis penyakit dalam, dokter nefrologi, dokter umum yang bersertifikasi HD, serta perawat yang terampil, mahir dan bersertifikat.
"Layanan Hemodialisa Siloam mampu memberikan kenyamanan dan keamanan untuk pasien selama menjalani terapi ini di rumah sakit," kata Caroline.
Baca: Satu Jemaah Haji Asal Pamekasan Meninggal di Makkah Seusai Cuci Darah, Almarhum Diketahui Kepsek SMA
Hemodialisa adalah terapi cuci darah di luar tubuh untuk seseorang yang ginjalnya tidak bekerja secara normal.
Pada pengidap penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal, organ ini sudah tidak bisa berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut di atas membuat tubuh membutuhkan proses cuci darah melalui bantuan alat medis.
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFI) melihat bahwa saat ini masih banyak masyarakat yang belum menyadari ancaman gagal ginjal dan tidak segera mengambil langkah preventif.
Padahal diperkirakan pada tahun 2014 hingga 2019, pasien gagal ginjal diperkirakan mencapai 100 ribu.