"Malahan, dua hari sebelumnya, telah kami persiapkan SP kedua untuk diteruskan kepadanya," jelasnya.
Dia menjelaskan belum mengetahui secara ril penyebab utama yang bersangkutan mangkir dari dinas, bahkan pihaknya telah beberapa kali mengkonfirmasi pada nomor ponsel pribadinya.
"Tidak pernah diangkat sama sekali, sehingga menyulitkan bagi manajemen mengetahui penyebab dia tak masuk dinas," katanya.
Sebelumnya, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pidie Jaya (Pijay) terus melengkapi berbagai fasilitas, terutama dokter spesialis dalam dua bulan terakhir ini.
RSU ini menargetkan menjadi rumah sakit rujukan untuk kabupaten tetangga, khusus untuk masyarakat yang tersebar di delapan kecamatan, sehingga tidak perlu lagi berobat ke luar daerah.
Direktur RSUD Pijay, dr Fajriman SpS MSi MEd, Jumat (3/5/2019) menjelaskan pengembangan rumah sakit terus dilakukan secara bertahap, sehingga akan menjadi rumah sakit rujukan.
"Kami telah memiliki seratusan ruang inap dan 18 dokter spesialis yang siap melayani masyarakat kabupaten ini," ujarnya.
Disebutkan, dokter spesialis terdiri dari dokter spesialis kandungan, bedah, anatesi, saraf, penyakit dalam, gigi, rehabilitasi medik, patologi klinik, THT, serta 28 dokter umum.
Pihaknya juga akan melengkapi dengan dua dokter spesialis, baik bedah saraf dan bedah tulang (Ortopedi).
Fajriman menyatakan dengan rampungnya berbagai fasilitas utama dan pendukung, khususnya dokter, maka dengan sendirinya masyarakat Pijay tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah.
Dia mengakui, selama ini, banyak warga Pijay dirujuk ke Kabupaten Pidie, Bireuen, bahkan ke Banda Aceh, karena fasilitas yang dimiliki RSUD Pijay belum lengkap.(c43)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Pijay Ancam Pecat Satu Dokter, Absen Selama Sembilan Bulan di RSUD