"Tiga bulan di rawat di RS di Pekanbaru, delapan bulan di rumah pakai oksigen terus di hidungnya, karena kalau nggak pakai oksigen dia langsung sesak," ingatnya.
Baca: Fairuz A Rafiq dan sang Kakak Singgung soal Jadi Artis Modal Bully, Sindir Barbie Kumalasari?
Puncaknya Nuri bersama suami memutuskan untuk merujuk sang anak ke RSCM Jakarta dan sempat menjalani perawatan disana, namun usaha Nuri tidak menuai hasil dengan kesehatan sang anak.
Anaknya akhirnya meninggal pada tahun 2011 dengan kondisi yang sudah kurus, dari hasil pemeriksaan di RSCM paru-paru buah hatinya mengalami kerusakan parah akibat paparan asap akibat Karhutla di Riau.
"Saya nggak mau kehilangan anak lagi gara-gara asap," ujarnya bercerita sambil mencucurkan air mata.
Untuk itulah Nuri bersama anaknya yang paling bungsu tetap akan bertahan di posko pengungsian untuk menghindari paparan asap yang mengancam kehidupan mereka.
Kepada seluruh masyarakat di Riau, Nuri mengingatkan agar tidak menganggap sepele dampak asap terhadap anak, karena meskipun tidak saat ini, dampak jangka panjang juga akan dialami anak-anak sebagai generasi penerus.
"Cukup anak saya yang jadi korban, jangan sampai anak-anak lain juga ikut jadi korban asap," ucapnya sedih. (Tribunpekanbaru.com/Doddy Vladimir)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul BREAKING NEWS : Bayi Berusia Tiga Hari Meninggal Dunia Diduga Akibat Terpapar Asap Karhutla di Riau