Mbah Gunem mengaku, seiring dengan berkembangnya zaman, profesi sebagai penari tayub tidak dilirik lagi oleh generasi muda yang ada di wilayahnya.
Saat ini, generasi mudah lebih memilih untuk merantau ke luar daerah daripada menjadi seorang penari tayub.
Anak-anak yang masih bersekolah pun juga enggan untuk belajar tari tayub.
Kondisi ini pun membuatnya cukup gundah.
Bagaimana tidak, profesi penari tayub yang dulunya banyak dijalani oleh warga Desa Karangsari kini hanya tersisa sendiri.
Mbah Gunem belum belum mengetahui siapa yang nantinya akan meneruskan profesi sebagai penari tayub dan meneruskan kesenian tradisional ini.
Dia hanya berharap generasi muda tertarik untuk belajar tari tayub hingga nantinya kesenian ini bisa tetap dilestarikan. (Tribunjogja I Wisang Seto Pangaribowo)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kisah Desa Penari Tayub di Gunungkidul, Terancam Punah Karena Tak Ada Lagi Generasi Penerus, https://jogja.tribunnews.com/2019/09/19/kisah-desa-penari-tayub-di-gunungkidul-terancam-punah-karena-tak-ada-lagi-generasi-penerus?page=2.