Dirinya juga menceritakan jika ia mulai mengemis pada pukul 18.00 WIB dan pulang pada pukul 22.00 WIB.
Ibu dua orang anak ini mengaku jika dalam sehari ia bisa mengumpulkan uang antara Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu.
Selain itu pengakuan mengejutkan datang dari Jeni br Sihotang, salah satu ibu dari 20 anak yang jadi pengemis mengatakan, ada dua anaknya yang jadi pengemis, berumur 13 tahun dan 12 tahun.
Awalnya, Jeni tak mengetahui jika sang anak tersebut mengemis, ia taunya bahwa anaknya mengamen.
Namun, setelah ke lapangan dia baru tahu anaknya juga jadi pengemis.
Aktivitas itu ternyata sudah dilakukan anak Jeni sejak tiga bulan lalu.
Jeni mengaku membiarkan anaknya mengemis karena faktor ekonomi.
Setiap kali mengemis, kedua anak Jeni bisa mendapatkan uang Rp 25.000 hingga Rp 50.000.
"Anak saya ini bilang, 'Mak aku mau membantu karena uang sekolah kurang'. Istilahnya, dapat Rp 10.000 kasih emak lah," ujar.
Baca: Mamah Muda Bunuh Anak Tirinya karena Kesal dengan Anak Kandunganya, Pelampiasan hingga Tewas
Baca: Teror Misterius di Purworejo, Tiba-tiba Masuk Rumah Matikan Lampu dan Meraba Perempuan Sasarannya
Jeni mengaku salah dengan membiarkan kedua anaknya mengemis. Namun, dia mengaku tidak pernah memaksa anaknya untuk bekerja.
"Memang saya tahu, saya akui itu salah. Salah orangtua. tapi karena ekonomi, itu salah bagi negara ya, tapi karena kami kekurangan."
"Anak itu tidak boleh dipaksa kerja. Orangtua yang bekerja kan gitu ya. Tapi kami tidak memaksa, seberapa mau pergi, pergi, tidak, tidak," katanya.
Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto mengatakan, sempat meminta keterangan Agus, sopir angkot yang biasa mengantarkan para pengemis.
Agus mengaku sudah lima kali membawa para pengemis dari tempat tinggal mereka di Gang Padang, Jalan Letda Sujono, Kecamatan Medan Tembung.