News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabut Asap

Palangkaraya Diguyur Hujan 30 Menit Usai Ditaburi Garam, Warga Tetap Khawatir, Asap Masih Pekat

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pencemaran udara akibat kebakaran hutan dan lahan di Kota Palangkaraya berada pada level berbahaya, Minggu (15/9/2019).

TRIBUNNEWS.COM, PALANGKARAYA - Upaya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan penaburan garam di awan Kalimantan Tengah untuk membuat hujan dengan rekayasa cuaca berhasil. Hujan turun, meski hanya setengah jam saja.

Namun hujan yang turun hanya membasahi sebagian wilayah sekitar Palangkaraya saja.

Meski bersyukur dan senang, karena hampir sebulan hujan tidak kunjung turun, sebagian warga lainnya malah mengkhawatirkan hujan tanggung tersebut.

Betapa tidak, selama ini ketika hujan yang turun tanggung atau tidak dengan intensitas tinggi dan hanya berlangsung sekitar setengah jam, malah semakin memperparah munculnya kabut asap, karena lahan gambut yang terbakar pada bagian bawahnya tidak tersiram air.

Biasanya, ketika bagian bawah lahan gambut terbakar dan bagian atasanya basah,malah menimbulkan kabut asap yang semakin menjadi-jadi.

"Saya senang saja ada hujany tapi kalo cuma sebentar dan dalam sepekan mendatang cuma sekali ini biasanya asapnya malah tambah banyak," ujar Nasrudin warga Palangkaraya, Minggu (22/9/2019).

Sementara itu, kondisi kabut asap di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, hingga Minggu (22/9/2019) juga masih pekat , asap dampak kebakaran hutan dan lahan di Sampit ini, terpantau melalui data BMKG setempat, masih dalam kondisi tidak sehat hingga level berbahaya.

Ini karena, belum ada sama sekali terjadi hujan di Wilayah Kotawaringin Timur tersebut,.

Sedangkan kebakaran lahan terus terjadi sehingga kabut asap sulit di hilangkan.

Sementara itu, upaya membantu warga yang mengalami sesak nafas terus dilakukan dengan membuka rumah oksigen.

Demikian juga dengan pembagian masker secara gratis juga terisllus dilakukan oleh pemerintah dan relawan.

Demikian pula dengan upaya edukasi kepada anak-anak dilakukan oleh Relawan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan menyisir pemukiman pinggiran Sungai Kajayan difokuskan pada anak-anak.

"Dalam kondisi udara berasap yang tidak sehat seperti sekarang, ketika keluar rumah harus menggunakan masker dan pentingnya untuk tidak melakukan pembakaran sembarangan karena dampaknya yang sangat berbahaya," ujar Ketua DPW PKS Kalteng, Heru Hidayat.

Relawan PKS Kota Palangkaraya juga membantu memberikan masker gratis dan oksigen gratis dengan cara mendatangi kawasan pemukiman padat penduduk tersebut ungkap Rahmat Joko Santoso selaku Koordinator Relawan, tersebut.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kalteng, jumlah penderita ISPA pada minggu ke 37 mencapai 3.394 orang atau mengalami kenaikkan mencapai 495 orang dari minggu ke 36 yang mencapai 2.899 orang.

Dinkes juga membentuk Emergency tim dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada warga dan petugas lapangan yang terdapak asap.

"Sejak Bulan Agustus 2019 warga masyarakat yang telah dilayani hingga saat ini mencapai 2.400 orang.Kami juga membuka ruang sehat oksigen pada 149 tempat se Kalteng yang ada di puskesmas sebanyak 159 unit, rumah sakit mencapai 20 unit," ujar Kadis Kesehatan Kalteng, Suyuti Syamsul.

Dia juga, mengatakan, banyak juga kelompok masyarakat yang membangunnya seperti relawan dan OPD sebanyak 15 unit, bahkan ada tiga tempat yang menyediakan tempat khusus untuk balita.

"Ruang sehat secara keseluruhan hingga kini telah melayani lebih dari 910 orang. banjarmasinpost.co.id / faturahman

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Asap Kebakaran Hutan di Kotim Masih Berbahaya, Usai Tabur Garam Palangkaraya Kalteng Diguyur Hujan, 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini