News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tiga Orangutan Korban Karhutla Mendapat Rumah Baru di Taman Nasional Gunung Palung

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu individu orangutan yang diberi nama Jerit diselamatkan dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, Senin (23/9/2019)

TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan mengancam keberadaan orangutan.

Upaya penyelamatan pun telah dilakukan, salah satunya dengan cara memindahkan orangutan ke tempat yang lebih aman.

Baca: Kabareskrim Tegaskan Tidak Ada SP3 Kasus Karhutla

Baca: Peneliti LIPI Sebut Karhutla di Sumatera dan Kalimantan Buatan Manusia

Baca: Hadapi Karhutla Perlu Pengawasan Kegiatan Korporasi dan Penegakan Hukum yang Tegas

Tidak hanya manusia yang menjadi korban langsung dari karhutla, rumah dan habitat orangutan di lahan gambut juga turut terbakar di seluruh Kalimantan. Akibatnya, sejumlah orangutan menjadi korban. Kehilangan rumah bagi orangutan mengakibatkan orangutan juga kehilangan ruang gerak dan makanan. Jika orangutan tidak diselamatkan, mereka bisa mati kelaparan. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA)

Pada Jumat (27/9/2019) kemarin, sebanyak 3 individu orangutan yang menjadi korban karhutla di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, ditranslokasikan ke kawasan Resor Kubang.

Tepatnya di dalam areal Taman Nasional Gunung Palung di Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Translokasi itu diprakarsai tim gabungan yang terdiri dari Balai Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa), Balai Konservasi Sumber Daya Alam Barat (BKSDA) Kalimantan Barat Seksi Konservasi (SKW) I Ketapang Resor Sukadana dan IAR Indonesia.

Tim medis IAR Indonesia, drh Joost Philippa memastikan kondisi ketiga orangutan ini dalam keadaan baik dan siap dikembalikan ke habitatnya.

“Kami melakukan operasi pengangkatan peluru di muka Arang pekan lalu dan sekarang lukanya sudah sembuh, begitu juga dengan luka akibat jerat di kaki Jerit,” kata Joost, Sabtu (28/9/2019).

Dia menceritakan, tim pelepasan bersiap dari pusat rehabilitasi IAR Indonesia sejak subuh.

Tim medis melakukan pemeriksaan terakhir sebelum tim berangkat menuju Batu Barat.

Perjalanan darat ditempuh selama 4 jam dan dilanjutkan dengan perahu melintasi sungai selama 1 jam.

Kemudian, dilanjutkan dengan berjalan kaki selama setengah jam menuju titik pelepasan.

Ketiga orangutan yang diberi nama Arang, Bara dan Jerit ini, terpaksa ditranslokasikan karena habitat asal mereka sudah habis terbakar.

Arang dan Bara diselamatkan di Desa Sungai Awan Kiri, Senin (16/9/2019), sedangkan Jerit diselamatkan di Desa Kuala Tolak,

Kecamatan Matan Hilir Utara pada Sabtu (21/9/2019).

Meskipun diselamatkan di tempat dan waktu yang berbeda, masalah yang mereka hadapi sama, yaitu kebakaran hutan dan ancaman manusia.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini