Agus mengatakan, saat mendengar Nuryani meninggal pada Jumat (11/10/2019) lalu, pihaknya langsung mendatangi rumah almarhum sekaligus melihat kondisi keempat anak tersebut.
"Alhamdulillah, santunan pun berdatangan baik itu dari satu pengusaha asal Cipanas."
"Juga dari beberapa pesantren ingin sekali keempat anak tersebut bisa tinggal di pesantren tersebut," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Nuryani diduga tewas setelah digigit ular berbisa di rumahnya di Pasirkampung RT 4 RW 1, Desa Sukatani, Kecamatan Pacet.
Nuryani tewas dalam perjalanan pulang dari sebuah klinik di wilayah Pacet sekitar pukul 23.00 WIB.
Nuryati (58), bibi almarhumah mengatakan, sebelumnya Nuryani terbangun dari tidurnya sekitar pukul 22.50 WIB di rumahnya.
Menurutnya, ada yang disampaikan mendiang sebelum melanjutkan salat Isya.
Nuryani sempat mengeluhkan sesak nafas di bagian dadanya.
"Saya dengar waktu itu Nuryani terbangun dari tidurnya sekitaran pukul 22.50 WIB."
"Sempat bilang, dirinya terbangun seperti ada yang membangunkan dengan menunjukkan bekas gigitan di bagian jari kelingking kanan," katanya.
Beberapa saat kemudian, Nuryani pun berteriak sambil menghampiri rumahnya minta tolong jika matanya tak bisa melihat.
Nuryani pun dibawa ke sebuah klinik di Pacet.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan dari klinik, bagian lambungnya sudah membengkak," katanya.
Di tengah perjalanan pulang, Nuryani menjerit kesakitan di bagian tenggorokannya.