"Ada yang menolak, ada yang menerima tapi kemudian diambil oknum tertentu."
"Oknum itu datang ke rumah kami mengembalikan nasi itu tanpa ngomong apa-apa terus pergi begitu saja," terang Siti.
"Saat ibu meminta bantuan tetangga untuk membantu rewang (penyaji tamu undangan) mengalami penolakan, tanpa tahu sebabnya," imbuhnya.
Dikutip dari Kompas.com, Siti mengungkapkan, warga mendapat intimidasi saat hendak datang ke acara rapat persiapan pernihakahn.
Menurutnya, banyak warga hendak mau datang, tapi ahirnya diteriaki saat di jalan untuk tidak boleh datang.
"Ada undangan kumbakarnan (rapat persiapan pesta pernikahan) banyak masyarakat yang tak datang. Banyak yang bilang di jalan warga diteriaki tidak boleh datang ke rumah," kata Siti.
"Ada orang yang melarang warga supaya tidak datang ke rumah. Entah apa masalahnya, pertama katanya pilkades," ujar Siti.
Baca: Miris, Pesta Hajatan Diboikot Tetangga karena Beda Pilihan Politik, Tamu yang Datang Sampai Disoraki
Dibantu Warga Dukuh Desa Lain
Kondisi yang dialami Suhartini ternyata mengundang keprihatinan dari sejumlah pihak dari dukuh lain.
Mereka tergerak setelah Tini dan kerabat dekatnya meminta untuk membantu dirinya yang sedang mengadakan hajatan tersebut.
"Ada banyak pihak yang denger, kemudian mau terpanggil untuk membantu."
"Alhamdullilahnya, hajatan sudah dilaksanakan dengan baik, walaupun ada halangan seperti itu," tutur Siti, dikutip dari TribunSolo.com.
Dituduh Beda Pilihan Saat Pilkades
Aksi pemboikotan ini dilakukan, diduga karena Tini berbeda pilihan saat Pilkadesa yang diselenggarakan 26 September 2019 lalu.