Rombongan Wabup Made Kasta dan beberapa penekun spiritual, sempat mengecek kondisi di lingkungan SMP 4 Banjarangkan.
Mereka lalu meyakini, gangguan niskala yang terjadi kepada sisiwi di sekolah tersebut, erat kaitannya dengan pepohonan besar yang ditebang di belakang sekolah.
" Sejak ada proyek pengairan irigasi, pohon boni, ada pohon kemiri ditebang. Para penekun spiritual, termasuk bapak Wakil Bupati, meyakini gangguan spititual ini ada hubungan dengan pohon itu," ungkap Bendesa Timuhun, I Wayan Lunga.
Berdasarkan penuturan para guru, kejadian kesurupan tersebut memang baru terjadi pasca ditebangnya pohon-pohon tersebut, karena adanya proyek saluran irigasi subak Selangit.
Wabup I Made Kasta pun menyarankan para guru dan desa, untuk membuat dua pelinggih di belakang sekolah.
Serta menghaturkan caru wanca warna, di belakang sekolah. Diharapkan dengan upaya niskala ini, kejadian seperti ini tidak kembali terjadi.
" Sesuai keyakinan kita di Bali, pohon besar tertentu ditinggali juga oleh mahluk tidak kasat mata. Maka kita saling menghormati lah, dengan keberadaan mereka. Semoga dengan upaya niskala ini, kejadian seperti ini tidak terulang kembali," terang Made Kasta. (Mit)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kesurupan, Satu Persatu Siswi Tumbang dan Histeris, Dewa Ayu Masukkan Dupa Menyala ke Mulutnya, https://bali.tribunnews.com/2019/10/22/kesurupan-satu-persatu-siswi-tumbang-dan-histerisdewa-ayu-masukkan-dupa-menyala-ke-mulutnya?page=all.