TRIBUNNEWS.COM - Wage Rudolf Supratman atau WR Supratman merupakan salah satu tokoh yang terlibat dalam peristiwa Sumpah Pemuda.
WR Supratman adalah seorang wartawan sekaligus musisi yang memiliki sebuah biola model Amatus berukuran 4/4 atau standar.
Melansir dari Intisari, saat itu pergerakan kemerdekaan semakin memanas.
Baca: Menteri Anyar di Kabinet Indonesia Maju Ini Pernah Bawa Klub Juara Liga Indonesia
Baca: Cerita Zainudin Amali Soal Pemanggilan dari Presiden Jokowi: Ada Telepon Saat Makan Siang
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Persela Tekuk Persebaya di Derbi Jatim: Tensi Tinggi, Bajul Ijo Gigit Jari
Baca: Manajer Timnas Sebut Skuat Garuda Tak Butuh Luis Milla: Terlalu Mahal Tapi Minim Prestasi
Baca: Menpora Baru Mengaku Kaget Atas Penyambutan Dirinya: Berharap Tak Diplonco
Tentunya WR Supratman mendengar berita tersebut. Ia begitu gembira dan bertekad untuk menciptakan lagu.
Bagai tak kenal waktu, WR Supratman terus berkutat mempersiapkan lagunya.
Pada hari ke delapan, pukul 05.00, dia berhasil menyelesaikan lagu yang diciptakannya.
Lagu tersebut dirasa dapat mencerminkan semangat rakyat yang berjuang demi kemerdekaan.
Baca: Menteri Anyar di Kabinet Indonesia Maju Ini Pernah Bawa Klub Juara Liga Indonesia
Baca: Cerita Zainudin Amali Soal Pemanggilan dari Presiden Jokowi: Ada Telepon Saat Makan Siang
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Persela Tekuk Persebaya di Derbi Jatim: Tensi Tinggi, Bajul Ijo Gigit Jari
Baca: Manajer Timnas Sebut Skuat Garuda Tak Butuh Luis Milla: Terlalu Mahal Tapi Minim Prestasi
Baca: Menpora Baru Mengaku Kaget Atas Penyambutan Dirinya: Berharap Tak Diplonco
WR Supratman yakin lagu ciptaannya cocok dengan jiwa bangsa Indonesia yang tak ingin dibelenggu.
Untuk syairnya, WR Supratman terinspirasi dari pidato Soekarno saat berkunjung ke Bandung.
"Airnya kamu minum, nasinya kamu makan. Abdikanlah dirimu padanya. Kepada Ibu Pertiwi, Ibu Indonesia," begitu penggalan pidatonya.
Dari pidato itu juga, WR Supratman memutuskan untuk memberikan judul lagunya sebagai Indonesia Raya.
Kemudian, WR Supratman mengirimkan surat ke Pengurus Gedung Perhimpunan Indonesia di Kramat, Jakarta pada 22 Desember 1928.
Surat tersebut berisi telah terciptanya sebuah lagu bersemangat dan berirama mars.
Ia meminta diberi kesempatan agar bisa memperdengarkan lagunya.
"Kalaupun tak dapat dipakai sebagai lagu pergerakan atau kebangsaan, memadailah kalau diperdengarkan," tulisnya.
WR Supratman menginkan lagu Indonsia Raya tersebut diperdengarkan di Kongres Pemuda Kedua yang akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda.
Baca: Menteri Anyar di Kabinet Indonesia Maju Ini Pernah Bawa Klub Juara Liga Indonesia
Baca: Cerita Zainudin Amali Soal Pemanggilan dari Presiden Jokowi: Ada Telepon Saat Makan Siang
Baca: Hal-Hal Menarik Saat Persela Tekuk Persebaya di Derbi Jatim: Tensi Tinggi, Bajul Ijo Gigit Jari
Baca: Manajer Timnas Sebut Skuat Garuda Tak Butuh Luis Milla: Terlalu Mahal Tapi Minim Prestasi
Baca: Menpora Baru Mengaku Kaget Atas Penyambutan Dirinya: Berharap Tak Diplonco