Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI TIMUR - AM (24), wanita asal Bekasi yang menjadi korban pelecehan seksual saat menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan Bekasi, sempat mengalami trauma usai kejadian yang terjadi pada, Jumat, (28/10/2019).
Ketika sampai di Stasiun Bekasi, ia memilih langsung buru-buru pulang ke rumah.
Di pikirannya saat itu hanya ingin melindungi diri dari perlakukan tak senonoh yang menimpanya.
"Mungkin kalau trauma sih bisa dibilang trauma cuma jadi pembelajaran aja buat selanjutnya supaya saya bisa lebih aware. Kalau bisa di gerbong cewek enggak apa-apa deh di gerbong cewek aja. Lebih aman," kata AM saat dikonfimasi, Senin, (28/10/2019).
Wanita yang mengaku telah kurang lebih tujuh tajun menjadi pengguna KRL merasa kejadian ini tidak akan membuatnya beralih moda trasportasi.
Sebab menurut dia, kejadian seperti itu bisa saja terjadi dimanapun.
"Baru pertama padahal udah lebih dari 7 tahunan saya naik KRL baru sekarang separah ini. Sebelumnya paling catcalling biasa yang yaudahlah ga usah dipikirin. Kalau ini kan udah badan gitu," jelas dia.
Dia juga belum berencana melaporkan tindakan pelecehan seksual itu ke PT. KCI atau pihak kepolisian. Teman-teman AM juga telah banyak yang bersimpati dan memberikan dukungan moril ata apa yang menimpanya.
"Mau sih (lapor). Cuma masalahnya mereka bakal menindaklanjutinya gimana, maksudnyaa setelah saya lapor apa langkah-langkah dia selanjutnya, ya kan? Kadang susah sih, mereka enggak bisa buat apa-apa juga, enggak bukti juga," ujarnya.
Ketika itu, AM memang tidak sempat memfoto wajah pelaku yang keburu kabur usai dibentak.
Momen untuk merekam wajah pelaku juga tersita lantaran, korban lebih memilih menghubungi kekasihnya terlebih dahulu untuk mencurahkan kekesalannya.
"Mungkin kalau difoto dikasih ke petugas, mereka masih bisa pajang di stasiun untuk aware nih pernah jadi pelaku kejahatan seksual. Sepengetahuan saya di Manggarai banyak sih, kalau ada copet, ada fotonya dipajang sama petugas," imbuhnya.
Adapun aksi pelecehan seksual ini dilakukan pelaku saat berada satu gerbong dengan korban.
Kondisi penumpang yang padat coba dimanfaatkan pelaku untuk melakukan tindakan asusila yang kala itu beridiri di belakang korban.
Posisi korban dan pelaku kala itu saling berdempetan, aksi bejat ini rupanya dipergoki korban yang saat itu merasa risih dengan tingkah pelaku yang kerap menggerakkan bagian kemaluannya.
AM dengan keberaniannya membentak pelaku dan memarahimya hingga dia kabur turun di Stasiun Klender.
Kejadian ini sempat dibagikan korban di akun media sosial twitter hingga mendapat berbagai tanggapan dari warganet.
Wanita Korban Pelecehan Seksual di KRL Tak Sempat Foto Tapi Masih Ingat Ciri-ciri Pelaku
Seorang wanita berinisial AM (24) menjadi korban pelecehan seksual yang terjadi di Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan Bekasi.
Peristiwa ini ia bagikan di akun media sosial twitter dan mendapatkan sejumlah tanggapan dari warganet.
Dalam unggahan yang dibuat pada, Sabtu, (26/10/2019) itu, wanita pemilik akun @anggigi_ menceritakan, pelecehan seksual terjadi di KRL tujuan Bekasi dengan nomor KA1408.
Peristiwa bermula ketika ia pulang kantor pada Jumat, (25/10/2019), sekitar pukul 17.32 WIB.
Ia naik KRL tujuan Bekasi dari Stasiun Gondangdia dengan kondisi saat itu penumpang padat.
AM saat dikonfirmasi mengatakan, usai kejadian, dia tidak sempat mengambil foto wajah pelaku.
Hal ini dikarenakan, pelaku mulai sadar ketika ia berani teriak di dalam gerbong untuk membentak perlakuan tindakan pelecehan yang menimpanya.
"Abis saya bentak itukan saya langsung telfon pacar saya, ibu-ibu samping saya juga bilang foto aja mba orangnya, nah setelah saya tutup telfon itu dia udah minta permisi sama orang-orang dan turun di Stasiun Kelnder," kata AM saat dikonfimasi, Senin, (28/10/2019).
Meski begitu, AM mengaku masih ingat dengan ciri-ciri pelaku.
Menurut dia, pelaku memiliki perawakan yang tidak muda dengan tinggi badan sedang, serta cenderung kebapak-bapakan.
"Enggak (muda), dia udah bapak-bapak si, terus sebenarnya agak kurang jelas juga karena sayakan di depan dia (membelakangi pelaku) tapi saya cuma bisa liat dari pantulan layar ponsel aja, jadi saya kepikiran buat liat sekilas mukanya," ungkap AM.
Awalnya, AM sempat curiga pelaku akan mengincar ponsel yang tengah ia genggam.
Pada saat itu, ia mengaku tengah asik menonton film di ponsel.
Namun, pelaku yang beridiri di belakangnya selalu melirik ke arah ponsel, dari situ dia langsung mengemas alat komunikasinya ke dalam tas.
"Cuma yang jelas dia itu pakai topi item, hampir nutupin matanya agak turun gitu, terus pakai kemeja kuning lengan pendek sama tas kecil selempang depan," jelas dia.
Adapun aksi pelecehan seksual ini dilakukan pelaku saat berada satu gerbong dengan korban.
Kondisi penumpang yang padat coba dimanfaatkan pelaku untuk melakukan tindakan asusila terhadap korban.
Aksi bejat pelaku rupanya dipergoki korban yang saat itu merasa risih dengan tingkah pelaku.
AM dengan keberaniannya membentak pelaku dan memarahi hingga dia kabur dan buru-buru turun di Stasiun Klender.
Cerita Wanita Korban Pelecehan Seksual di KRL Tujuan Bekasi, Berani Bentak & Ancam Ini Ke Pelaku
Seorang wanita pemilik akun media sosial twitter @anggigi membagikan pengalaman pahit ketika menjadi korban pelecehan seksual saat menggunakan transportasi publik Kereta Rel Listri (KRL) Jabodetabek.
Dalam unggahan yang dibuat pada, Sabtu, (26/10/2019) itu, wanita pemilik akun @anggigi menceritakan, pelecehan seksual terjadi di KRL tujuan Bekasi dengan nomor KA1408.
Peristiwa bermula ketika ia pulang kantor pada Jumat, (25/10/2019), sekitar pukul 17.32 WIB. Ia naik KRL tujuan Bekasi dari Stasiun Gondangdia dengan kondisi saat itu penumpang padat.
"Jadi kejadian rush hour pulang kerja. Gondangdia - Bekasi. Gue naik Gondangdia dan si pelaku ini udah ada duluan. Posisi doi (pelaku) ditengah-tengah, karena ini rush hour dan kondisi gerbongnya cuma dapet 10 gerbong, makin padetlah lama-lama dan jarak (antar penumpang) makin padat," tulis akun @anggigi yang dikutip TribunJakarta.com, Minggu, (27/10/2019).
Masih dalam unggahan yang sama, wanita penumpang KRL ini bahkan membuat gambar bagaimana posisi tempat dia berdiri dengan pelaku saat di dalam kereta.
"Sampai pada akhirnya, posisi si pelaku ini ada di samping gue, gue dan dia menghadap ke arah yang sama. Saat itu gue belum curiga sama sekali. Sampai akhirnya, tibalah KRL di (Stasiun) Manggarai. Penumpang yang masuk makin banyak, dan tentu aja keadaan makin sempit. Nah karena kedorong ke samping, posisi gue sama si pelaku jadi kayak gini (merujuk gambar ilustrasi pelaku yang beridiri di belakannya)," ungkap akun @anggigi.
Kondisi penumpang yang kian padat membuat jarak antar penumpang kian rapat. Posisi korban berdiri membelakangi pelaku. Kecurigaan muncul ketika, pelaku kerap melirik korban ketika tengah melihat posel.
"Semenjak itu gue langsung simpen (ponsel) di dalem tas. Nah setelah berubah posisi gitu (korban membelakangi pelaku), gue diem kan. Diem. Diem. Sampe di Stasiun Jatinegera, barulah gue ngerasa, kok kayaknya goncangannya (kereta) seheboh itu deh. Tapi ni k****k (pelaku) bilang gue goyang-goyang mulu, dan ngedorong-dorong kena gue," ungkapnya.
Ia kemudian berusaha untuk tetap tenang, sampai kemudian wanita korban pelecehan seksual ini baru benar-benar sadar ketika pelaku mulai beraksi kian frontal. Ketika itu, pelaku berani menggesek-gesekkan bagian kemaluannya ke tubuhuh korban.
"Langsung tanpa babibu gua bentak Heh!!! Ngadep belakang enggak lu, tadi gesek-gesekin. Ngadep belakang!!! Dan dia (pelaku) denying (menyangkal) cuma belas enggak kok," tulis korban dalam unggahannya.
Orang-orang di dalam gerbong KRL yang mendengar bentakan tersebut sontak melihat ke arah korban. Ketika itu, tidak ada yang berani bertindak, hanya ada satu orang penumpang di samping korban yang menyarankan agar memfoto wajah pelaku untuk kemudian dilaporkan ke petugas keamanan.
"Apakah gue diliatin segerbong? Tentu saja. Tapi segerbong hening abis gue bentak-bentak. Gue kesel banget kenapa laki-laki lain tuh acuh tak acuh. Malah yang banya mba-mba di samping gue mba foto aja orangnya nanti laporin. Iya mba gue jawab gitu. Gue telfon langsung cowo guekan dan sengaja gue kencengin. 'Iya nanti aku fotoin mukanya, dan laporin ke satpam'," ungkap korban.
Mendengar korban akan melaporkan kejadian pelecehan seksual tersebut, pelaku lalu buru-buru menjauh dan turun di stasiun terdekat.
"Langsung aja gue nyolotin lagi 'PK lu!' Baru deh segerbong heboh nyorakin dia (pelaku). Dan ada yang ngejork-jorokin (mendorong) dia pas keluar. Terus ada ibu-ibu nanya, mba udah sempet foto belum? Gue jawab belum bu, abis dia udah keburu kabur, terus ibu-ibu itu bilang 'bagus mba gituin (bentak) aja biar kapok dia," tutur korban masih dalam unggahan di twitter.
Korban dalam unggahannya juga menghimbau kepada seluruh wanita jika merasa telah menjadi korban pelecehan seksual agar berani melawan. Hal ini dilakukan agar pelaku malu dan ketika perbuatannya terbongkar. Terlebih, hal itu dilakukan di tempat umum.
"Dan kalo bisa bawa perlindungan semisal semprotan cabe atau gunting kuku atau kunci motor yang gampang diraih ditas kalo-kalo pelaku udah mulai berani ngapa-ngapain," imbaunya.
• Cerita Aurel Ketika Anang dan Krisdayanti Cerai: Lari ke Studio Anang dan Tidak Pulang
• Bu Kepsek Kepergok Sekamar Bareng Wakilnya di Hotel, Suami Ngamuk Ingin Jotos dan Lempar Batu
• Mantan Kekasihnya Dilamar Rezky Aditya, Intip Momen Ali Syakieb & Citra Kirana saat Masih Pacaran
"Gue enggak sekali dua kali ngalamin catcalling (pelecehan seksual verbal), sepanjang pengalaman gue, setelah pelaku catcalling gue bentak justru mereka yang takut dan menghindar," tulisnya.
Sampai berita ini diterbitkan, wartawan TribunJakarta.com berusaha untuk meminta konfirmasi langsung kepada pemilik akun twitter @anggigi untuk meminta keterangan lebih detail. Namun, ketika dimension, ia belum memberikan balasan.