News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pencemaran Air Sungai

Limbah Ciu Diduga Sebabkan Sungai Bengawan Solo Tercemar, Kadin LHK Jateng Justru Mundur

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Jawa Tengah, Teguh Dwi Paryono

TRIBUNNEWS.COM - Limbah ciu diduga menjadi penyebab matinya berbagai jenis ikan di Sungai Bengawan Solo, Jawa Tengah.

Tidak hanya mengakibatkan ikan mati, limbah ciu juga membuat operasional instalasi pengolah air (IPA) Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah terganggu.

Penjaga pengambilan air baku (Intake) Semanggi, Purnomo, menjelaskan sungai berbau alkohol sejak Jumat (1/11/2019) .

Dilansir melalui Kompas.com, IPA Semanggi tidak beroperasi selama dua hari.

Kondisi Sungai Bengawan Solo, Jawa Tangah yang tercemar limbah cair alkohol atau ciu di Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/11/2019). (KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

"Warna air Sungai Bengawan Solo berubah hitam pekat dan berbau alkohol sejak Jumat," kata penjaga pengambilan air baku (Intake) Semanggi Purnomo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (5/11/2019).

Purnomo menyebut, akibat pencemaran itu, tiga tempat pengambilan air baku, yaitu Intake Semanggi, Intake Jebres, dan Jurug, tidak beroperasi sama sekali selama dua hari.

Baca Juga : Fakta-Fakta Pengangkatan Perahu Kuno Diangkat dari Dasar Bengawan Solo

Baca Juga : Sungai Bengawan Solo Kering, Warga di Dukun Gresik Gelar Salat Minta Hujan

Akibat tidak beroperasinya pengambilan air baku, maka suplai air bersih terhadap warga terganggu.

Sebagai gantinya, Perumda Air Minum Toya Wening menyuplai air untuk masyarakat menggunakan truk tangki.

Pencemaran limbah ciu tersebut merupakan yang terparah jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Selain warnanya hitam pekat, baunya juga menyengat.

Limbah tersebut dialirkan dari Sungai Samin di kawasan Sukoharjo menuju Sungai Bengawan Solo.

"Ini tahunan dan paling parah dari sebelum-sebelumnya karena sampai dua hari lebih. Dulu, paling tidak sampai sehari bisa diolah airnya," kata Purnomo.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini