Kasubbag Humas Polres Pasuruan Kota AKP Endy Purwanto mengatakan, telah memeriksa empat orang untuk menyelidiki ambruknya atap SDN Gentong.
"Terkait dengan saksi, kita sudah memeriksa empat orang, terdiri dari pihak kontraktor, kemudian pihak panitia pembangunan rehab, kemudian pihak rumah sakit untuk memastikan siapa-siapa saja yang menjadi korban yang opname di rumah sakit," kata Endy Purwanto.
Selain memeriksa kontraktor dan pelaksana pembangunan sekolah, polisi akan menetapkan pihak yang bertanggung jawab setelah dilakukan gelar perkara.
Ditemukan Kesalahan Konstruksi Bangunan
Melihat tayangan YouTube KOMPAS TV, Kamis (7/11/2019), Polda Jawa Timur merilis hasil uji laboratorium terkait kasus ambruknya atap SDN Gentong Pasuruan.
Hasilnya ditemukan ada kesalahan kontruksi bangunan.
Dari hasil uji lab polisi juga menemukan kualitas bahan yang digunakan berbeda sehingga diduga menjadi penyebab ambruknya atap sekolah.
Polda Jatim resmi mengambil alih penyidikan ambruknya atap SD Gentong Pasuruan yang menewaskan satu murid dan satu guru pada Selasa (5/11/2019) lalu.
Nantinya hasil uji laboratorium akan dicocokkan dengan pemeriksaan para saksi untuk penetapan tersangka.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera mengatakan hasil laboratorium forensik yang sudah digelar merupakan indikasi daripada penyimpangan-penyimpangan.
"Kita sudah temukan beberapa item antara lain, konstruksi, bahan, dan materialnya," ujar Frans.
Dikutip dari Surya.co.id, Selasa (5/11/2019), Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kota Pasuruan Bahrul Ulum menduga ada kesalahan konstruksi bangunan di balik ambruknya atap empat ruang kelas di SDN Gentong, Kota Pasuruan yang memakan dua nyawa dan puluhan luka-luka.
"Secepatnya kita akan panggil Kadispendik, terkait kejadian yang menimpa anak didik SDN Gentong," tegas Bahrul Sekda Kota Pasuruan melalui sambungan selulernya, Selasa (5/11/2019).
Menurut Bahrul, pemicu ambruknya atap sekolah harus dicari karena informasi yang dia terima masih simpang siur.