Selang beberapa hari, Busani mengabari Bahar kalau lubang yang dibuatnya merenggang.
Bahar kemudian meminta sang ibu kembali menguruk lubang penguburan Surono memakai semen dicampur air.
Beberapa hari kemudian, Bahar pulang. Dia pun kembali menutup lubang itu.
Dia menguruknya memakai tanah, kemudian menutupnya memakai keramik. Pemasangan keramik dilakukan sekaligus memperbaiki dapur itu.
Dapur dibangun menjadi bangunan permanen. Lubang penguburan Surono diubah menjadi musala atau tempat shalat berkeramik hitam. Dapur dibuat bergaya modern. Dapur itu juga bisa menampung sepeda motor.
Tidak ada yang curiga dengan peristiwa itu. Hingga akhirnya, kasus itu terungkap pada Minggu (3/11/2019).
Bahar juga yang secara tidak sengaja membuka kematian ayahnya. Meskipun dia sudah mengarang cerita kepada Kepala Dusun Juroju, Misri (bukan Misli, seperti dalam berita sebelumnya, red).
Kepada Misri, Bahar bercerita kalau ayahnya telah mati dan dibunuh Jm (suami siri Busani).
Dia mengetahui itu, setelah bertanya kepada sang ibu.
Kepada Misri, Bahar mengaku bermimpi ditemui sang ayah.
Dia pun menelepon ibunya untuk bertanya tentang keberadaan ayahnya.
Bahar juga bercerita kepada Misri, setelah dia bertanya kepada ibunya, ternyata ayahnya telah mati.
"Kata Bahar waktu cerita ke saya, ayahnya katanya dibunuh oleh lek-nya. Lek-nya itu mengacu kepada suami siri Busani. Waktu cerita ke saya, saya kan nggak ngerti apakah itu benar atau tidak. Kalau tidak benar, kan berarti dia mengarang cerita. Namun tentang tidak adanya Pak Wid (panggilan akrab Surono, red), memang saya ketahui sudah agak lama. Dia lama tidak terlihat," ujar Misri kepada TribunJatim.com.
Setelah mendengar 'nyanyian' Bahar itulah, akhirnya Misri dan Bahar mendatangi Polsek Ledokombo dan melaporkan peristiwa itu.