Kontrakan baru dibatalkan, tidur di teras warga Permasalahan buruh dan keluarganya ini tidak tuntas hanya utang saja.
Berikutnya pemilik kontrakan baru pun akhirnya membatalkan untuk diisi.
Akhirnya mereka pun, pada Kamis (17/10/2019) memutuskan mencari rumah kontrakan di lain tempat.
Pasangan suami istri itu pada tengah malam langsung mencari mobil untuk pindahan.
Meskipun dengan tujuan pindahan yang tidak jelas ke mana.
Beberapa tetangga dan kenalan akhirnya dihubungi satu persatu.
Hingga akhirnya sekitar pukul 01:30 WIB ada warga kenalannya yang memiliki mobil bak terbuka mau membantu.
Barang-barang dan peralatan rumah tangga langsung dinaikan ke bak belakang.
Pada tengah malam itu, tanpa tujuan yang jelas, mobil akhirnya diarahkan ke perbukitan Karangpara di sekitar perbatasan antar desa.
Karena jalan menuju puncak Karangpara itu menanjak, mobilpun tak kuat.
Akhirnya perjalanan dihentikan dan barang-barang diturunkan.
"Kami sudah bingung. Akhirnya barang-barang di simpan di teras rumah warga. Anak-anakpun ditidurkan di teras rumah warga itu," aku Marlina.
Subuh itu, sekitar pukul 04:30 WIB, petani tua bernama Agus Suhara (82) sedang berjalan-jalan mengontrol kebun dan perkampungan sekitarnya menuju ke rumahnya di lerengan perbukitan Karangpara.
Tiba-tiba pandangan matanya tertuju ke teras rumah tetangganya yang berantakan dengan peralatan rumah tangga.
Dalam benaknya, dia bertanya-tanya siapa yang pindah subuh-subuh begini.
Dia pun langsung menghampirinya.
Agus pun sempat terhentak kaget, saat melihat di teras rumah itu terdapat tiga anak terlelap tidur dengan alas seadanya.
Agus yang akhirnya diketahui sebagai Purnawirawan TNI AD ini pun tak tega melihatnya.
Dalam benaknya terpikirlah kondisi anak-anak dan cucu-cucunya.
Tanpa pikir panjang, setelah mengetahui permasalahannya, dia yang kini tinggal bersama istri dan anaknya di lahan kebunnya langsung mengajak pasangan suami istri dan ketiga anaknya untuk tinggal bersama di rumahnya.
"Ini tugas kemanusiaan. Mereka dibawa ke rumah dan disuruh tinggal di rumah ini. Namun mereka akhirnya memilih tinggal di saung kebun. Padahal ada kamar yang kosong," kata Agus saat ditemui Kompas.com di rumahnya Rabu siang.
Namun, dia melanjutkan, kalau anak-anak Marlina sudah terbiasa di rumah ini.
Kalau malam di sini, belajar mengaji bahkan sudah biasa menginap.
Sedangkan ibu dan bapaknya tinggal di saung kebun.
"Insya Allah selama di sini baik makannya, minumnya Apa (panggilan bapak) yang sediakan. Apa ingat anak-anak dan cucu-cucu. Disuruh tinggal bersama di sini mereka enggak mau," ujar purnawirawan yang mengakhiri tugas pada Kodim 0607 ini.
Penulis: Kontributor Sukabumi, Budiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Diteror Rentenir, Buruh Pabrik dan Tiga Anaknya Mengungsi di Saung Kebun