TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - WP (34), seorang guru SMA yang ditusuk oleh muridnya sendiri di Poncosari, Srandakan, Bantul masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta.
CB (16), sang siswa nekad menusuk gurunya sendiri setelah cintanya ditolak saat mengutarakan cinta.
Akibat penusukan itu, WP mengalami luka serius bahkan harus menjalani operasi.
Saking parahnya luka, bu guru sampai kehilangan banyak darah.
"Lukanya di bagian abdomen atau perut, pendarahannya cukup hebat. Diperkirakan korban kehilangan darah hingga 3.000 cc," kata Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan menyampaikan kepada tribunjogja.com.
Baca : Kabar Buruk Anies Baswedan, Perbuatannya Soal TGUPP Ini Dinilai Langgar Hukum, Terancam Kena Sanksi
Melihat kondisi korban yang kritis ini, tindakan operasi untuk menutup luka yang diderita korban langsung dilakukan.
"Saat ini kondisi korban sudah mulai membaik, sudah mulai bisa berkomunikasi," katanya.
Saat ini korban masih dalam perawatan intensif oleh tim dokter RSUP Dr Sardjito.
Kapolsek Srandakan, Kompol B Muryanto menuturkan, tersangka berhasil diamankan oleh petugas, beberapa jam selepas kejadian.
Ia mengatakan, berdasar hasil pemeriksaan pada Kamis (21/11/19) pagi, insiden ini dilatarbelakangi oleh masalah percintaan.
"Pelaku bilang kalau dia sayang, cinta, sama Bu Guru. Tapi, cintanya ini kan tidak pernah direspon ya, karena korban sudah punya suami. Untuk motif lain, belum bisa kita sampaikan, karena masih dalam proses pendalaman," katanya, seusai olah TKP.
Muryanto menjelaskan, insiden tersebut terjadi pada kisaran pukul 21.00 WIB, saat korban tengah bersantai di kamarnya.
Baca: Berita Terkini Murid Tusuk Guru: Cinta atau Kelainan? Polisi Ceritakan Kronologi Siswa Terobos Kamar
Baca: Siswa Tusuk Guru Gara-gara Cinta Ditolak: Menyelinap ke Kamar hingga Korban Alami Pendarahan Hebat
Namun, tiba-tiba saja korban menerobos masuk ke dalam, sekaligus menghunuskan sebilah pisau, yang langsung menusuk perut korban.
Korban lantas berteriak kesakitan, sementara pelaku kabur dari TKP.
Mendengar sang menantu mengerang, saksi yang merupakan mertua korban pun langsung memberikan pertolongan pertama. Ya, WP lantas diboyong menuju RS UII Pandak, Bantul.
"Namun, karena luka yang diderita ternyata sangat serius ya, korban kemudian langsung dirujuk ke RSUP Sardjito, Sleman," tandas Kapolsek.
Beruntung, pelaku yang sempat melarikan diri sanggup diamankan dengan cepat oleh aparat kepolisan, akibat handphone, serta pisau tertinggal di tempat kejadian.
Alhasil, korps Bhayangkara dengan mudah melacak kediaman pelaku di Lendah, Kulonprogo.
"Penjemputan tersangka berasal dari handphone yang tertinggal. Kita ketahui, ternyata berdomisili di Lendah dan langsung kita bawa menuju Polsek Srandakan ya. Sementara kasusnya masuk penganiayaan, yang diatur dalam Pasal 351 KUHP," katanya.
"Tapi, karena umur pelaku ini masih 16 tahun, maka kita limpahkan ke Unit PPA (Pelayanan Perempuan dan Anak) Polres Bantul. Jadi, dapat dipastikan, prosesnya tetap berjalan terus, sembari menunggu perintah dari Pak Kapolres," lanjut Muryanto.
Sementara itu, kakak ipar korban, Gurfron Ahmad mengatakan, WP telah menjalani operasi untuk proses penyembuhan luka cukup serius di bagian perut.
Baca: Pengakuan Siswa SMA Nekat Tusuk Guru di Bantul
Baca: Enam Fakta Kasus yang Dilakukan Siswa SMA pada Guru di Bantul
Meski sempat kritis, ia berharap, adiknya dapat segera pulih, setelah mendapatkan penanganan medis.
"Semoga kasus yang menimpa adik ipar saya ini bisa ditangani dengan sebaik-baiknya. Apalagi, pelaku kan sudah ditangkap juga. Jadi, kami dari pihak keluarga menyerahkan penanganan sepenuhnya pada yang berwajib," ujarnya.
Komentar Dinas
Berkaitan dengan adanya salah satu siswa di Lendah, Kulonprogo yang menusuk gurunya sendiri, Didik Wardaya, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Disdikpora DIY mengaku belum mengetahui kejadian tersebut.
Didik mengaku terkejut dan belum bisa berkomentar banyak mengenai kasus tersebut.
"Saya belum bisa komentar, saya baru dengar. Tapi kita coba telusuri. Yang jelas kalau seperti itu memang mengagetkan sekali," terangnya saat dihubungi Tribun Jogja, Kamis (21/11/2019).
Didik menerangkan, kasus penusukan murid kepada gurunya harus dijadikan pembelajaran agar pembinaan maupun pendidikan karakter bisa semakin ditingkatkan.
"Iya perlu ditingkatkan lagi. Nah kemudian juga perlu ditelusuri masalahnya apa. kalau sudah sampai seperti itu, anak tersebut bisa masuk kategori Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH)," ungkapnya.
Didik menerangkan, sebenarnya dari Disdikpora maupun sekolah tidak kurang-kurangnya memberikan pendidikan karakter kepada para siswa.
Baca: Rumah Peninggalan Mertua Bupati Bantul Diledakkan Orang Tak Dikenal
Baca: Mbah Gembong, Paranormal Asal Gunungkidul Ditemukan Membusuk di Rumahnya: Meninggal Seminggu Lalu
Menurutnya, ada beberapa cara yang dilakukan, diantarnya dengan menyisipkan pendidikan karakter ke dalam intrakurikuler.
"Masing-masing guru itu sebenarnya kan memiliki misi untuk menanamkan karakter kepada anak-anak melalui berbagai macam pelajaran masing masing yang diampuninya," terangnya
Selain itu, pendidikan karakter juga diberikan dengan cara kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah.
"Kemudian juga, dengan cara kegiatan kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya penanaman nilai-nilai pancasila di masing-masing sekolah di lima hari kerja itu. Kalau yang terjadi yang sekarang sifatnya kasuistik kemudian yang jadi masalah anak mudah tersulut emosional, kita harus benahi," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul UPDATE Kondisi Terkini Guru yang Ditusuk Siswanya di Bantul, Luka Parah di Perut Keluar Banyak Darah