Rosman mengaku, korban tidak tahu siapa yang pertama kali membawa mereka ke kafe Teluk Bayur.
"Mereka akan dipulangkan Ke Bandung, menggunakan pesawat Lion Air.
Kalau yang punya kafe esek esek tersebut berinisial M," kata Rosman.
Rosman menambahkan dia dan Titi hanya mengurus makanan, sedangkan Titi hanya memasak dan dia sendiri sebagai penjaga bartender.
"Selebih dari itu kami tidak mengawasi," kata dia.
Dua remaja korban trafficking ini memberikan pengakuan bahwa mereka berdua dijanjikan bekerja di sebuah kafe (seperti warung kopi) di Pangkalpinang.
Akan tetapi semuanya bohong, keduanya malah dipekerjakan melayani pria hidung belang di kafe esek-esek yang berada di Teluk Bayur.
PS dan YY mengaku mereka diajak salah satu teman dekatnya untuk bekerja di Bangka Belitung, dijanjikan akan bekerja di kafe.
Sesampainya di Bangka selama satu minggu, PS dan YY disuruh melayani empat pria hidung belang.
Diketahui kepergian kedua remaja ini tanpa ijin dari orangtua mereka di Bandung, sehingga keluarga melaporkan kasus ini ke Polsek Sorokan Jeruk Bandung.
"Sudah empat kami layani pria hidung belang, kami tidur satu kamar pada saat melayani, di antara kami keluar, nantinya tidur bersama lagi," pengakuan PS saat diinterogasi Kanit Buser Polres Pangkalpinang Aiptu Mardi Bule, Jumat (29/11/2019).
Saat ditanyakan kenapa mau pulang, PS menjawab pengen pulang saja, tidak ada disuruh sama siapapun, karena merasa ditipu.
"Kami berdua tidak ada dikasih duit untuk pulang, beli tiket hanya diberikan setengah untuk bayar tiket sedangkan setengahnya kami," ujar PS.
Apa yang mereka lakukan selama di kafe esek-esek tersebut? PS dan YY mengaku mereka menemani minum para pria hidung belang itu minum.
Diakui keduanya, selama di kafe tersebut mereka lebih banyak menolak untuk melayani pria hidung belang.