Laporan Wartawan Serambinews.com, Dede Rosadi
TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL - Dampak masuknya bangkai babi ke sungai Singkil, masih dirasakan nelayan serta pengepul ikan di Aceh Singkil.
Ikan hasil tangkapan nelayan tidak laku. Padahal kasus masuknya bangkai babi ke sungai Singkil terjadi dua pekan lalu.
"Kalaupun laku harganya murah," kata Kabang pengepul ikan di Desa Ketapang Indah, Singkil Utara, Aceh Singkil, Sabtu (30/11/2019).
Kondisi itu menyebabkan pengepul ikan rugi puluhan juta rupiah. Lantaran ikan yang dibeli dari nelayan ketika dijual tidak laku.
"Aku sendiri rugi sekitar Rp 15 juta, kawan malah sampai Rp 45 juta. Karena ikan yang dibeli dari nelayan saat dijual tidak laku, terpaksalah dibuang," ujar Kabang.
Baca: Duh, Bangkai babi Masih Ditemukan di Jalanan Medan dan Sekitarnya
Baca: Gara-gara Bangkai Babi Dibuang ke Sungai, Pedagang Ikan di Medan Rugi Miliaran
Baca: Ada Bangkai Babi di Sungai, Warga Aceh Singkil Tak Mau Makan Ikan
Kabang mengatakan, dampak bangkai babi bukan hanya dirasakan pengepul ikan seperti dirinya. Tetapi nelayan turut merasakan akibatnya.
Pascakasus bangkai babi mencuat, ikan hasil tangkapan nelayan tidak laku. Kalau pun laku harganya murah, otomatis merugikan nelayan.
Jika harga ikan tidak segera pulih, dalam waktu dekat banyak pengepul ikan gulung tikar. "Kalau tiga bulan masih begini, mati (bangkrut) bangkrut," tegasnya.
Sejauh ini ikan yang laku dan harganya stabil hanya ikan ekspor. Sayangnya jumlahnya terbatas, sehingga tak menguntungkan bagi nelayan kecil dan pengepul ikan.
Kabang berharap Pemkab Aceh Singkil, mencari solusi agar harga ikan kembali normal.
Sebelumnya Kepala Dinas Perikanan Aceh Singkil, Saiful Umar, memastikan ikan laut serta sungai di daerahnya tidak tercemar bangkai babi.
Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi ikan.(*)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Dampak Bangkai Babi, Pengepul Ikan di Aceh Singkil Rugi Puluhan Juta,