"Kok enak sekali rujuk-rujuk orang begitu. Apakah RSUD dan SDM ini enggak mampu atau bagaimana? Kalau memang ngga mampu pemerintah daerah harus tahu.”
Baca: Petugas Kebersihan Polsek Semayang Diduga Cabuli Bocah Berusia 3 Tahun
Alasan direksi RSUD
Menurut penjelasan Direktur RSUD Ratu Aji Putri Botung PPU, dr Grace Makisurat, pasien ibu yang mau melahirkan tersebut harus dirujuk ke RSUD Balikpapan karena posisi kehamilan R berisiko.
Posisi bayinya sungsang, ditambah ibunya darah tinggi. Alternatifnya yakni dengan operasi sesar.
Tapi saat kejadian, ruang operasi di RSUD Ratu Aji sedang sedang dalam perbaikan dan tak ada dokter anestesi.
Selama ini, kata dia, RSUD sulit mencari dokter spesialis anestesi tetap. Ia sudah menawarkan beberapa dokter anestesi di Balikpapan namun tak ada yang mau. Karena itu pihaknya mengontrak dokter anestesi dalam rumah sakit.
“Karena status kontrak jadi dia datang pagi pulang sore. Kendalanya kalau ada pasien yang butuh malam,” jawab dr. Grace.
Manajemen RSUD buruk
Abdul Gafur lalu mengatakan mestinya dengan dana Rp 84 miliar yang disuntik Pemda PPU, penyediaan dokter di RSUD harusnya memadai termasuk dokter anestesi.
“Kalau kebutuhan mereka (dokter) terjamin di sini, pasti mereka mau. Apalagi PPU sudah ditetapkan sebagai ibu kota negara. Saya rasa banyak orang mau pindah ke sini," jelas Abdul Gafur.
Dia lalu meminta agar jajaran pimpinan RSUD dan dokter mengagendekan waktu khusus bertemu dengan dirinya membahas masalah kekurangan dokter.
Bahkan, Abdul Gafur siap mengakomodasi semua kebutuhan dokter hingga menyiapkan rumah untuk tinggal di PPU.
"Saya capek dengan ini semua. Saya menahan marah sudah satu tahun dua bulan. Kalau nggak sanggup bilang. Biar masyarakat tahu. Kalau manajemen buruk yang dipimpin Bu Grace saya akan evaluasi Bu Grace,” tegas Abdul Gafur.
Abdul Gafur juga menghibahkan speedboat untuk moda transportasi bagi dokter agar memaksimal layanan ke RSUD di PPU.