Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Dirut PT KAI Edi Sukmoro mengatakan proses reaktivasi empat jalur kereta api di Jawa Barat terus berlanjut. Reaktivasi yang paling awal tuntas adalah jalur Cibatu-Garut.
"Cibatu-Garut akan diujicoba Januari 2020, sekaligus sertifikasi. Jadi nanti orang Garut bisa ke Bandung atau Jakarta langsung naik kereta api," kata Edi di Kantor Dinas Perhubungan Jabar, Senin (9/12/2019).
Mengenai jalur lainnya, yakni Banjar-Pangandaran-Cijulang, pihaknya baru melakukan pemetaan atau mapping sampai 50 persennya antara Banjar-Pangandaran.
"Mapping rute Banjar-Pangandaran sudah 50 persen, mengenai kepemilikan lahan dan segala macam. Lahan memang milik PT KAI tapi sudah banyak dibangun apa," katanya.
Mapping rute kereta Rancaekek-Tanjungsari, katanya, sudah mencapai 100 persen dan hasilnya sudah diterima Kementerian Perhubungan. Sedangkan rute Bandung-Ciwidey baru menjalani mapping 50 persen.
Dari Stasiun Masjid Al Jabbar ke Stasiun Tegalluar akan Dibangun Rel Layang
Jalur kereta baru Stasiun Bandung-Stasiun Tegalluar dipastikan akan dibangun berupa gabungan antara penggunaan rel double track yang sudah beroperasi, tambahan rel pada single track, dan pembangunan rel layang atau sistem elevated.
Hal tersebut dibahas dalam rapat koordinasi pembangunan jalur rel kereta yang menghubungkan Stasiun Bandung di Kebonkawung dan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di Kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Senin (9/12/2019).
Jalur ini akan menggunakan rel yang sudah beroperasi dari Stasiun Bandung ke Stasiun Laswi sepanjang 5 kilometer, yakni rel double track.
Dilanjutkan dengan Stasiun Laswi ke Stasiun Masjid Al Jabbar sepanjang 7 kilometer dan masih merupakan single track.
Stasiun Masjid Al Jabbar sendiri baru akan dibangun sebagai akses utama ke Masjid Al Jabbar dan Gelora Bandung Lautan Api.
Karena rel keretanya masih single track, akan dibuat menjadi double track. Stasiun baru ini akan dibangun dengan desain futuristik Ridwan Kamil.
Sedangkan dari Stasiun Masjid Al Jabbar ke Tegalluar belum memiliki rel. Rencananya, akan dibangun rel double track langsung dengan cara elevated, atau rel layang.
Waktu tempuh Stasiun Bandung-Tegalluar menggunakan kereta rel diesel ini sekitar 20 menit.
"Intinya update, sudah diputuskan akan dibangun stasiun kereta api baru di depan Masjid Al Jabbar, yang desainnya disesuaikan. Nanti kawasan itu jadi kawasan wisata religi, kawasan olahraganya di GBLA, dan koneksi dengan Tegalluar sebagai ujung dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil seusai pertemuan tersebut.
Sehingga, katanya warga yang mau ke Jakarta rutenya ke Kebonkawung dulu, naik kereta menggunakan yang eksisting jalur kereta api ke Tegalluar, baru 40 menit ke Jakarta sesuai jadwal.
Proses yang dikerjakan dalam rapat tersebut, katanya, juga adalah pengkoordinasian administrasi di Pemerintah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Setelah masalah administrasi selesai, surat-surat yang sudah lengkap tersebut akan dibawa ke kementerian untuk bisa memulai pembebasan lahan dan pembangunannya.
Dirut PT KAI Edi Sukmoro mengatakan akan menggunakan kereta rel diesel untuk rute tersebut. Kereta sistem LRT, katanya, baru akan dibahas untuk program LRT Bandung Raya.
"(Investasi) sedang dalam perhitungan, tetapi kurang lebih Rp 4 (miliar) lebih. Karena itu sebagian eleveted, tapi itu cuma dua kilometer."
"Setelah itu semua landed ada di tanah. Total dari Bandung 16,2 kilometer, itu semua dikerjakan konsorsium bahkan mengundang pemda kalau mau barengan kita gotong akan lebih banyak," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Jalur Rel Cibatu-Garut Diujicoba Januari 2020, Begini Perkembangan Jalur Rel Banjar-Pangandaran, https://jabar.tribunnews.com/2019/12/09/jalur-rel-cibatu-garut-diujicoba-januari-2020-begini-perkembangan-jalur-rel-banjar-pangandaran.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam
Editor: Ichsan