Seluruh rumah di daerah bantaran sungai Tamiang itu terendam dengan ketinggian air lebih satu meter.
Nin bersama seorang temannya yang juga wanita nekat menerobos banjir mendatangi satu per satu rumah yang tergenang banjir untuk membagikan nasi bungkus.
Aksinya ini sempat viral setelah video maupun fotonya mengayuh perahu beredar di media sosial.
“Spontan saja. Ketika tahu di daerah itu banjir, kami langsung ke sana. Spontan saya kayuh perahu karena kasihan banyak warga yang sejak malam sudah tidak makan karena terkurung di rumah,” jelasnya.
Nin memahami betul kondisi korban banjir.
Dulu, pada pada 2006 dia bersama keluarganya pernah menjadi korban banjir bandang.
Rumahnya di Kecamatan Seruway terendam air yang memaksa dia dan keluarganya mengungsi.
Pengalaman inilah yang menempa Nin menjadi sosok yang sangat peduli terhadap sesama.
Tak jarang dirinya dilanda haru luar biasa ketika mendapati warga yang begitu antusias menerima nasi bungkus.
Nin juga belum bisa melupakan wajah seorang kakek penderita paru di RSUD Aceh Tamiang yang menjadi langganan nasi bungkusnya.
Sang kakek itu baru saja meninggal dunia.
Nasib Nek Semah di Kampung Menanggini, Kecamatan Karangbaru yang tinggal sendirian juga menjadi perhatian seriusnya.
Sakit sesak nafas akut membuat Semah tak mampu beraktivitas lugas.
Kondisi ini membuat rumah Nek Semah dipenuhi debu tebal yang memperparah kesehatannya.