“Anak-anak Bernas pernah satu hari penuh menghabiskan waktu di rumah Nek Semah untuk membersihkan rumahnya. Debu di rumahnya sangat tebal, karena memang beliau tidak bisa apa-apa karena sakit,” jelasnya.
Nin sudah total menceburkan diri di jalur kemanusiaan dan berkomitmen untuk terus berada di ranah ini.
Dia memastikan tidak mencari apa-apa dalam misi ini, kecuali ridha Allah swt.
Namun satu yang menjadi kegalauannya.
Yaitu kaderisasi kaum muda untuk melanjutkan perjuangan yang sudah dirintisnya bersama sejumlah temannya.
“Sekarang ini sifatnya hanya relawan, artinya tidak ada ikatan. Saya sangat berharap suatu waktu ada anak-anak muda yang memilih jalur kemanusiaan ini secara serius,” ucapnya.(Rahmad Wiguna)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Nin, Wanita 1.000 Nasi Bungkus dari Tamiang, tak Kenal Lelah Berbagi, Hingga Menerobos Banjir