TRIBUNNEWS.COM, BANGKA- Bertahun-tahun ditinggalkan seorang suami untuk selama-lamanya, membuat Sholeha (72) sosok seorang ibu tangguh yang sukses menyekolahkan tujuh orang anaknya.
Wanita paruh baya kelahiran Pagar Alam (Palembang), 15 Maret 1948 ini adalah Istri dari Bapak Alm Mustami Mantan Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Yapendis Pangkalpinang.
Almarhum suaminya meninggal karena sakit yang di derita tahun 1991 lalu.
Sedangkan si bungsu kala itu masih berumur empat tahun.
Sholeha adalah seorang guru honorer di SD Min Parit Lalang serta pembina pramuka saat itu.
Ditinggalkan suami sejak anak-anaknya masih kecil membuat Sholeha harus berjuang keras seorang diri menjadi sosok seorang ibu serta ayah menggantikan posisi suaminya untuk membiayai kehidupan.
Tahun itu Sholeha hanya dibayar sebesar Rp 100 hingga 300 ribu dari penghasilanya perbulan, uang tersebut lah yang digunakannya untuk mencukupi kehidupan serta menyekolahkan ketujuh anaknya.
Dia memiliki tujuh orang anak, enam laki-laki satu perempuan, dikarenakan sakit yang diderita anak perempuan satu-satunya itu meninggal dunia.
Bagi Sholeha kepentingan anak-anaknya adalah prioritas yang paling utama, tidak apa-apa kala itu dia banting tulang agar anak-anaknya sukses.
Terlepas dari usaha dia selalu yakin doa adalah usaha yang paling utama.
Pagi hari hingga siang menjadi seorang guru kelas di SD Min. Sore dia menjadi kakak pelatih pramuka di sekolah-sekolah.
Satu hal yang dulu tidak pernah terlewatkan oleh Sholeha adalah sholat malam (tahajud) serta sholat duha.
Dia yakin betul tidak ada usaha lain selain benar-benar meminta langsung kepada yang kuasa, hanya bisa memasrahkan diri kepada Allah SWT.
"Waktu itu saya selalu percaya Allah pasti akan mengabulkan segala doa-doa saya, hanya bisa minta pada saat sholat tahajud saya, anak-anak saya sukses semuanya, dan sholat tahajud itu lah segalanya," ucap Sholeha saat ditemui Bangkapos.com, Sabtu (21/12/2019)
Ke enam anak Sholeha semuanya saat ini sudah bekerja, serta lulus sarjana.
Anak yang pertamanya sudah menjadi wakil kepala sekolah di SMA, kedua satu-satunya perempuan meninggal saat sakit tersebut seorang sarjana agama,