News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kreatifitas Tak Terbatas, 40 Lukisan Karya Orang Dengan Gangguan Jiwa Berani 'Unjuk Gigi'

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Wulan Kurnia Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Yayasan Diwa Center, Diah Warih Anjari (kiri) dan pemrakasa acara, Khosim (kanan), melihat hasil karya polesan ODGJ, Kopi Parang, Laweyan, Solo, Sabtu (21/12/2019) malam.

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Total 40 karya seni lukis dipamerkan dalam pameran karya seni bertajuk Kreatifitas Tak Terbatas.

Pameran yang digelar di Kopi Parang, Laweyan, Solo, Sabtu (21/12/2019) malam itu menampilkan puluhan karya hasil polesan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Tak hanya lukisan bertema abstrak, aneka lukisan di antaranya berlatar alam hingga benda dihasilkan para sahabat berkebutuhan khusus.

Pemrakasa acara, Khosim, mengaku bangga dapat memperkenalkan hasil karya ODGJ kepada masyarakat terkhusus dalam pameran ini.

Selain hasil karya asli ODGJ, kata dia, karya juga sebagai wadah berekspresi para sahabat ODGJ.

"Senang, hasil karya teman-teman ODGJ dapat dikenal masyarakat, ini menjadi bukti orang berkebutuhan khusus sejajar dengan manusia normal lainnya dan dapat berkarya," ungkapnya ditemui Tribunnews.com.

Direktur Yayasan Diwa Center, Diah Warih Anjari (kiri) dan pemrakasa acara, Khosim (kanan), melihat hasil karya polesan ODGJ, Kopi Parang, Laweyan, Solo, Sabtu (21/12/2019) malam. (TRIBUNNEWS.COM/Facundo Chrysnha Pradipha)

Harus sabar

Khosim mengatakan, tak mudah untuk menghasilkan puluhan karya dari puluhan ODGJ.

Untuk berkomunikasi saja, lanjutnya, perlu kesabaran dan pemahaman agar ilmu dan cara melukis yang diajarkannya dapat tersalurkan.

"Bicara susah, ya susah, karena saya bukan ahli medis, masih awam, jadi berusaha agar dia (ODGJ) dapat memposisikan diri sama dengan saya (sebagai seniman), intinya harus sabar," kata pria berambut gondrong ini.

Bicara awal mulanya karya terlahir, Khosim mengungkap pengalamannya bertemu total 33 ODGJ yang tak terjadi secara instan.

Ia harus rela jauh-jauh kembali ke kampung semasa SMA-nya di Bacem Ponggok, Blitar, dan bertemu Lurah Slamet Winarko.

Awalnya Khosim hendak mencari bahan untuk Tugas Akhir (TA) seni rupa sebagai mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo.

Lalu ODGJ dipilihnya sebagai pelaku untuk menghasilkan karya-karya seni aneka ekspresi sekaligus aksi peduli sosial.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini