"Saya pegang cucu saya. Teman-teman saya langsung pecahkan kaca, kami keluar," kata Hasanah.
"Dari situ, kami berpegangan dengan batang. Kalau tidak, kami akan hanyut karena air sangat deras."
"Kami teriak-teriak. Belum ada yang tolong karena kejadiannya malam," imbuh dia.
Masih mengutip Tribun Sumsel, dugaan sementara terjadinya kecelakaan maut bus Sriwijaya adalah rem blong.
Hal itu disampaikan Kapolres Pagaralam, AKBP Dolly Gumara SIK, melalui Kasat Lantas, Iptu Rizky Mozam SH MH.
"Dugaan sementara bus ini remnya blong sehingga menyebabkan kecelakan."
"Sebelum jatuh ke jurang bus ini terlebih dahulu menabrak tembok penahan Liku Lematang dan jatuh ke bawah aliran Sungai Lematang dengan ketinggian kurang lebih 80 meter," tutur Rizky, Selasa.
Dilansir Tribunnews, kedalaman jurang tempat bus Sriwijaya terjatuh memiliki ketinggian sekitar 150 meter.
"Tinggi tebing, rata-rata mengatakan sekitar 150 meter," kata Dolly, dalam wawancaranya yang disiarkan Kompas TV.
Disisi lain, ada dugaan bus Sriwijaya mengangkut penumpang gelap dalam perjalanan dari Bengkulu menuju Palembang.
Dikutip dari Kompas.com, Dolly menjelaskan laporan dari pool, bus Sriwijaya hanya mengangkut 27 penumpang.
Namun, Feri, sopir bus, diduga mengangkut penumpang gelap hingga berjumlah 37 orang.
"Berdasarkan laporan dari poll bus, mereka cuma membawa 27 penumpang. Sisanya banyak penumpang gelap," terang Dolly.
Akibatnya, pihak berwenang mengalami kesulitan dalam melakukan proses identifikasi korban.