Hal itu menjadi tanda permulaan sebelum tsunami menerjang wilayah pesisir pantai.
Dengan kecepatan gelombang hampir 360 kilometer per jam, tinggi tsunami Aceh diperkirakan mencapai 30 meter.
Hal itu sama saja seperti tinggi 17 kali dari tinggi rata-rata orang dewasa dengan ketinggian rata-rata 170 sentimeter bila berdiri sejajar ke atas.
Namun, ketinggian gelombang ini tidaklah sama untuk semua wilayah.
Pemerintah saat itu menaksir kerugian akibat tsunami mencapai puluhan triliun.
Hal itu lantaran porak-porandanya ratusan ribu rumah serta fasilitas umum dan sosial masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah akhirnya melakukan pinjaman ke Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Menteri Pekerjaan Umum saat itu, Djoko Kirmanto menyatakan, pemerintah telah menetapkan tiga tahap program pembenahan Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) pascagempa.
Pertama, program tanggap darurat yang dilakukan sampai akhir tahun 2005.
Kedua, program rehabilitasi yang dimulai sejak pertengahan tahun 2005 sampai pertengahan tahun 2006.
Ketiga, program rekonstruksi yang dikerjakan sampai akhir tahun 2009.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (Kompas.com/Dani Prabowo)