News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Pagaralam

Firasat Puja Sebelum Ibu dan Adik Bungsunya Jadi Korban Bus Sriwijaya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Kiri) Tim SAR gabungan mengevakuasi dan mencari korban kecelakaan bus Sriwijaya yang jatuh ke dalam Sungai Lematang, Pagaralam, Sumatera Selatan. (Kanan) Puja (18) menunjukkan foto Nyimas Fitria (40) dan Raisa (5) ibu dan adik bungsunya yang tewas dalam kecelakaan bus Sriwijaya saat ditemui di rumah duka di jalan KH Faqih Usman lorong Sintren Kelurahan 3/4 Ulu kecamatan SU 1 Palembang, Kamis (26/12/2019).

"Mungkin keanehan sikap ibu, sebagai pertanda musibah ini. Saya juga tidak menyangka," ujar Puja.
Dikatakan Puja, selama ini sang ibu memang memiliki karakter yang pendiam. Namun sesekali ia masih suka untuk berbincang dengan tetangganya.

Hal ini sudah tidak terlihat lagi sejak beberapa hari belakangan. Ibunya lebih banyak mengurung diri di rumah dan bahkan sudah sangat jarang berbincang dengan orang lain.

"Saya sempat tanya, kenapa ibu lebih diam sekarang. Terus dijawab, tidak apa-apa cuma capek saja," ujarnya.

Puja mengaku, ia teringat dengan pesan terakhir Nyimas Fitria terhadapnya. Dalam percakapan melalui video call dua hari sebelum kecelakaan, Nyimas sempat berujar ingin memulai hidup dari awal bersama anak-anaknya. Sebab sudah hampir satu tahun ini, Nyimas telah berpisah dengan suaminya.

"Ibu ajak saya kerja di katering. Selain itu ibu menyarankan saya buka usaha online shop. Kecil-kecilan juga tidak apa-apa yang penting saya ada usaha sendiri. Ibu ajak kami mulai kehidupan baru," ucapnya.

Selama hidupnya, Nyimas dikenal sebagai sosok yang pekerja keras dan bertanggung jawab bagi anak-anaknya. Dengan bekerja membuat pempek, dalam sehari ia bahkan bisa membuat 30 kg yang seluruh hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Saya harus kuat, demi adik. Saya berharap semoga ibu dan adik Raisa tenang. Kami sudah ikhlas dengan musibah ini," ucapnya.

Polisi Kesulitan

Ditlantas Polda Sumsel masih menganalisa secara manual penyebab kecelakaan Bus Sriwijaya. Namun, analisa ini juga belum menjadi patokan penyebab pasti kecelakaan bus Sriwijaya di tikungan Lematang Indah Pagaralam.

Sejauh ini, dari hasil olah tempat kejadian diduga sopir tidak sempat membanting setir sehingga membuat bus berjalan lurus dan menghantam pagar pembatas lalu terjun ke jurang.

"Diduga sementara ini, karena sopir mengantuk. Bila sopir sadar, maka si sopir akan refleks banting setir ke kanan. Sehingga hanya menabrak tebing dan tidak terjun ke jurang," jelas Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi.

Akan tetapi lanjut Supriadi, bila itu hanya analisa sementara. Karena, saat ini tim masih melakukan evakuasi para korban.

Bila nanti evakuasi sudah selesai, bisa dimungkinkan untuk dilakukan analisa ulang. Caranya, kemungkinan dengan memotong-motong badan bus dan meletakan bagian badan bus di titik awal hingga jatuh ke dalam jurang.

Berikut ini identitas 35 korban tewas kecelakaan maut bus Sriwijaya, hingga tanggapan pihak manajemen bus. (BASARNAS PALEMBANG via SRIPOKU)

Dengan menggunakan alat Traffic Accident Analysis, dimungkinkan bisa diketahui secara pasti penyebab kecelakaan bus Sriwijaya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini