Anik mengaku pernah mendapat curhatan dari anaknya satu tahun setelah pernikahan keduanya.
Saat itu Ayu mengatakan kepadanya bahwa Edi kerap melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengen pisah. Saya sebagai orang tua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya kepada wartawan Kamis (26/12/2019).
Untuk saat ini, lanjut Anik, dirinya berharap kasus ini dibuka oleh polisi.
Anik berharap siapa pun yang bertanggung jawab kematian putrinya harus dihukum.
Keterangan Polisi
Namun demikian, dari pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak kepolisan, menemukan fakta bahwa di kerangka tersebut tidak ditemukan tanda kekerasaan.
Kasat Reskrim Polres Bantul AKP, Riko Sanjaya mengaku, polisi masih akan mendalami apakah ada pelaku lain di balik kematian Ayu Selisa.
"Kita juga tidak hanya berpuas diri apakah pelakunya Edi, apakah ada pelaku lain nah, itu yang kita lakukan penyelidikan," katanya, dikutip Kompas.com.
Jika benar Edi yang membunuh dan dilakukan seorang diri, polisi akan menutup kasus ini.
"Ditutup karena pelakunya meninggal. Sebelum kita tutup, kita kembangkan kasus ini apakah ada pelaku lain," ucapnya.
Hilang Sejak 2009
Ayu dan Edi menikah pada 2006, namun semenjak 2009, Ayu diketahui hilang.
Ketua RT 07 Karangjati, Suparno mengatakan meski telah menikah lama, namun warga kampung selama ini tak melihat keberadaan AS.