Laporan Wartawan Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Gunung Anak Krakatau masih terus menunjukkan peningkatan aktivitas vulkaniknya.
Pada hari Selasa (31/12/2019), mulai pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, tercatat ada 3 kali letusan erupsi.
Penanggungjawab Pos Pantau GAK di desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi mengatakan, data Magma VAR Badan Geologi, Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM, pada Senin (30/12/2019), tercatat terjadi 11 kali letusan dengan amplitude 41-55 mm dan durasi 36-3.770 detik.
Terlihat asap kawah berwarna kelabu dengan intensitas tebal, ketinggian asap kawah 200-2.000 meter di atas puncak.
Untuk pantauan CCTV yang dipasang di GAK, tertutup abu vulkanik.
Dari data Magma VAR, juga teramati adanya gempa hembusan sebanyak 4 kali dengan amplitude 9-44 mm dan durasi 32-55 detik.
Baca: Gempa 5.1 SR di Minahasa Tidak Berpotensi Tsunami, Belum Ada Laporan Kerusakan
Baca: Cek BMKG, Hoaks atau Fakta? Isu Gempa dan Tsunami Hempas Jawa dan Bengkulu di Malam Tahun Baru 2020
Baca: BMKG: Gempa Guncang Barat Barat Laut Tahuna Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara, Tak Berpotensi Tsunami
“Teramati gempa tremor harmonik sebanyak 1 kali dengan amplitude 27 mm, durasi 62 detik,” kata Andi Suardi.
Gempa mikro tremor atau tremor menerus teramati memiliki amplitudo 3-55 mm. Tapi dominan 25 mm.
“Tidak terdengar adanya suara dentuman,” ujar Andi Suardi.
Untuk status GAK, tetap pada level II Waspada yang artinya warga masyarakat nelayan dan pengunjung dilarang mendekat dalam radius 2 kilometer.
Andi Suardi mengatakan, peningkatan aktivitas GAK dalam beberapa hari terakhir ini terus dipantau.
Erupsi Hari Minggu
Gunung Anak Krakatau (GAK), kembali menunjukan aktivitas vulkaniknya pada Minggu (29/12/2019).