Sejatinya, di Lanud Atang Sanjaya pun Presiden sudah diberi tahu ihwal kemungkinan cuaca jelek dan gagal mendarat di Sukmajaya.
Akan tetapi, Presiden Joko Widodo meminta pilot tetap menuju lokasi bencana dan mengambil resiko.
Lewat akun instagramnya, Jokowi menyinggung soal helikopter yang ditumpangi gagal mendarat.
Menurut Jokowi, cuaca berubah sangat ekstrem dan berkabut tebal sehinggal mengurangi jarak pandang pilot.
Hal itu yang membuat helikopter batal mendarat.
"Banjir dan longsor awal tahun ini telah menutup akses jalan menuju enam desa di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah mengirimkan alat-alat berat ke lokasi longsor sejak kemarin.
Tadinya, pagi ini saya hendak mengunjungi daerah terisolir oleh bencana itu, dengan helikopter. Apa daya, helikopter tak bisa mendarat karena cuaca yang tiba-tiba berubah sangat ekstrem dan berkabut tebal yang mengurangi jarak pandang pilot.
Akhirnya, helikopter yang membawa saya tak jadi mendarat di daerah perbukitan itu. Untunglah, dua helikopter lain yang membawa bantuan logistik untuk pengungsi telah berhasil mendarat lebih dahulu di helipad Desa Pasir Madang, Sukajaya.
Semoga jalur darat menuju desa-desa Kiarasari, Kiara Pandak, Urug, Cisarua, Cileuksa dan Pasir Madang di Sukajaya bisa segera terbuka," tulisnya.
Terpisah, Staf Khusus dan Juru Bicara Presiden Bidang Sosial, Angkie Yudistia mengatakan, kondisi cuaca yang tidak memungkinkan saat pendaratan helikopter, membuat Presiden Jokowi kembali lagi ke Istana Bogor.
"Kebetulan dua heli sudah turun, saat (helikopter) Presiden mau turun, tiba-tiba hujan gede sekali dan berkabut, dan itu pun berhenti dan hujan lagi terus menerus seperti itu," ujar Angkie.
Meski Presiden tidak ke lokasi terdampak banjir di Sukajaya, pemberian bantuan logistik diwakilkan oleh dirinya bersama Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
"Demi keselamatan Presiden. Jadi Bapak langsung kembali ke Bogor, dan dua heli yang isinya bantuan untuk warga langsung dibagi kan," kata Angkie.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mencatat jumlah korban meninggal dunia per tanggal 4 Januari 2020, pukul 18.00 WIB, sebanyak 60 orang meninggal dan dua orang hilang.