News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bencana Banjir

Siti Tewas Terpeleset Saat Akan Mengungsi

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekitar 100 rumah dan 100 hektar terendam air akibat jebolnya tanggul sungai tlecer, Desa Tunggu, Grobogan

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN -- Bencana banjir dan longsor terjadi di beberapa daerah di Jateng. Banjir merendam ribuan rumah warga desa di tujuh kecamatan di wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Kamis (9/1) dini hari.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan, Florentina Siti Haryatmi (68) warga Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung, Grobogan dilaporkan tewas setelah terpeleset di dalam rumahnya yang kebanjiran.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Grobogan Endang Sulistyoningsih menyampaikan, kejadian nahas yang menimpa seorang ibu tersebut terjadi pada Rabu (8/1) malam sekitar 19.30.

"Korban meninggal akibat terpeleset di dalam rumahnya. Informasinya korban sudah lama menderita stroke. Kejadiannya semalam dan sudah dimakamkan," kata Endang Kamis.

Siti terpeleset saat hendak mengungsi. Menurut keterangan pihak keluarga, korban tewas akibat terjatuh di dalam genangan.

Baca: XL Ajak Pelanggan Bantu Korban Bencana Melalui Layanan Xmart Donasi

Baca: 2 Orang Tewas Saat Banjir dan Longsor di Kepulauan Sangihe

Baca: Tanggap Darurat Banjir di 6 Daerah di Jawa Barat

Suami korban sempat memberikan pertolongan, namun nyawa korban tak terselamatkan.

"Ibu belum sempat ganti baju kemudian jatuh. Setelah ditolong suami dan kakaknya tetapi ternyata meninggal di tempat," kata Tim Medis Puskesmas Karangrayung, Juwarti, Kamis.

Juwarti menjelaskan, saat kejadian rumah Florentina sudah tergenang banjir kurang lebih 40-50 sentimeter.

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Grobogan, sebanyak 2.000 lebih rumah warga diterjang banjir akibat luapan sungai setempat.

Sebelumnya pada Rabu (8/1), hujan deras mengguyur wilayah Grobogan sejak siang hingga malam.

Endang menyampaikan, banjir dipicu tingginya intensitas hujan yang mengakibatkan debit air beberapa sungai sekitar lokasi banjir semakin tinggi.

Sungai pun meluap hingga secara bertahap limpasan airnya membanjiri permukiman di sejumlah kecamatan yaitu Penawangan, Karangrayung, Godong, Kedungjati, Tanggungharjo, Gubug, dan Tegowanu.

"Pagi ini banjir yang merendam rumah di beberapa kecamatan sudah surut. Ini akibat luapan sungai setelah diguyur hujan berjam-jam," kata Endang.

Dijelaskannya, sesuai monitoring tim BPBD Kabupaten Grobogan, ketinggian banjir yang masuk ke permukiman rumah warga bervariasi hingga 1 meter.

"Tim BPBD, TNI dan Polri beserta relawan sudah meluncur ke lokasi untuk evakuasi dan penanganan," kata Endang.

Camat Karangrayung Hardimin menambahkan, banjir yang merendam permukiman warga desa di wilayahnya akibat meluapnya sungai jajar setelah seharian diguyur hujan.

Ada empat desa yang terendam banjir yakni Desa Mojoagung, Sumberjosari, Termas, dan Putatnganten. "Paling parah di Desa Mojoagung dan Sumberjosari. Ada ribuan rumah terendam banjir. Bahkan air juga masuk ke Mapolsek Karangrayung semalam," kata Hardimin.

Banjir Demak

Tanggul Sungai Tuntang jebol air merendam satu Dukuh Gobang, Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur, Kabupaten Demak, Kamis (9/1).

Satu warga, Rustam mengatakan, air bermula merembes melalui lubang saluran pompa pengairan sawah kemudian membesar.
"Warga sudah mencoba membendungnya, dikasih karung berisi pasir, namun selalu hilang, kemudian menjadi besar," jelasnya saat ditemui di dekat tanggul yang jebol. Ia melanjutkan, peristiwa tersebut terjadi pukul 09.30 WIB.

Akibat kejadian tersebut, dua ratusan lebih rumah warga di Dukuh Gobang terendam air.

"Keseluruhan satu kampung terendam air, bahkan satu kelurahan. Selain itu lahan sawah warga tanaman padi dan bawang merah yang sudah siap panen juga turut terendam air," jelasnya.

Kepala Bidang Rehab Rekonstruksi BPBD Kabupaten Demak, Suprapto mengatakan di Desa Trimulyo terdapat 6.000 jiwa, sedangkan di Dukuh Gobang 1.500 jiwa.

Ia menjelaskan, jebolnya tanggul Sungai Tuntang tersebut akan berdampak terhadap desa di bawahnya.

"Ada empat desa yang terancam tergenang air, yaitu Desa Ploso, Grogol dan Turitempel," jelasnya.

Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan evakuasi warga di Dukuh Gobang yaitu perempuan, anak kecil dan lansia untuk diungsikan di Kantor Kecamatan Guntur. Sekitar 800 jiwa lebih sudah dievakuasi.

"Warga laki-laki, sebagian masih berada di atas tanggul dan mendirikan tenda darurat lantaran menjaga barang berharga dan hewan peliharaan," jelasnya.

Lanjutnya, Empat Kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Keboganung, Wonosalam, Bonang, Karangtengah.

Ia menambahkan, desa tersebut di antaranya, Desa Pilangwetan, Prigi, Doreng, Kalianyar, Tlegodowo, Lempuyang, Karangrejo, Ploso, Turitempel, Rejosari, Pulosari.

Dinsos Siapkan Beras Cadangan

Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah menyiapkan logistik beras cadangan bencana alam banjir sebanyak 200 ton di 2020 ini.

Sementara, untuk setiap kabupaten/kota di Jateng juga telah disiapkan sebanyak 100 ton. Ratusan ton beras tersebut dialokasikan untuk menangani bantuan darurat bila terjadi bencana alam, terutama saat penanganan darurat.

"Untuk logistik, ada beras di masing-masing kabupaten/kota. Di provinsi juga ada. Ini untuk darurat bencana," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Jateng, Yusadar Armunanto saat ditemui di Posko Siaga Banjir di Wisma Perdamaian, Kamis (9/1).

Menurutnya, untuk mengeluarkan logistik tersebut, harus ada SK pernyataan tanggap darurat dari bupati/wali kota. Jika di provinsi, harus ada SK dari gubernur.

Ada logistik berupa beras yang tidak perlu memerlukan SK kepala daerah untuk mendistribusikannya, yakni beras reguler.

"Jika ada bencana kecil, beras reguler itu bisa dikeluarkan. Ada sebanyak 17 ton beras yang siap didistribusikan," jelasnya.

Namun, lanjutnya, beras reguler itu sedang diupayakan untuk dilakukan penambahan sebanyak 50 ton. Usulan penambahan telah dilayangkan ke Kementerian Sosial (Kemensos).

Yusadar menuturkan saat ini belum ada pemerintah kabupaten/kota yang mengeluarkan SK penanganan darurat bencana.

"Beras itu dikeluarkan untuk membutuhkan saat terjadi bencana. Intinya semua siap semua," ujarnya.

Beras cadangan yang dimiliki provinsi akan disalurkan jika stok milik daerah menipis.

Selain beras, logistik berupa makanan siap saji juga disiapkan Dinas Sosial.

Kemudian, mobil umum dapur lapangan juga disiagakan. Ada satu di provinsi. Se-Jateng total ada 22 unit mobil pelayanan dapur umum.

Sementara itu, menindaklanjuti bencana banjir di Brebes, Dinkes Kabupaten Brebes mengantisipasi dampak serangan penyakit terhadap warga di enam desa di Kecamatan Ketanggungan yang terdampak banjir.

Berbagai penyakit yang diantisipasi yaitu pusing, gatal-gatal dan diare. Karena itu, Dinkes Brebes membuka posko layanan kesehatan yang dipusatkan di Markas Koramil Ketanggungan.

"Posko itu diperuntukkan bagi warga yang ingin memeriksakan kesehatan setelah musibah banjir menerjang beberapa desa di Ketanggungan. Seperti keluhan diare dan gatal-gatal," kata Kepala Dinkes Brebes, Sartono, saat ditemui di kantornya, Kamis (9/1). (nal/mam/ivo/kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Banjir Grobogan dan Demak: Siti Tewas Setelah Terpeleset saat Akan Mengungsi

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini