TRIBUNNEWS.COM - Keberadaan Keraton Agung Sejagat sepekan terakhir telah menggegerkan warga khususnya yang berada di Desa Pogung Juru Tengah, Purworejo, Jawa Tengah.
Kehadiran kerajaan yang dipimpin oleh Totok Santosa Hadiningrat itu kini mulai membuat resah warga sekitar.
Keresahan ini dikarenakan warga khawatir kelompok ini melakukan kegiatan yang terindikasi menyimpang.
Sehingga warga sekitar menolak keberadaan anggota dan pimpinan Keraton Agung Sejagat.
Mereka juga berharap aktivitas kelompok ini dapat segera pindah dari desa mereka.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Pogung Juru tengah, Slamet Purwadi dalam tayangan unggahan YouTube tvOneNews.
"Melalui Kepala Desa Pogung Juru Tengah, warga melakukan penolakan terhadap adanya anggota serta pimpinan Keraton Agung Sejagat itu," ujarnya.
"Dengan adanya seperti itu, menanggapi adanya laporan-laporan dari warga, mereka merasa resah," jelasnya.
Slamet mengaku saat ini pihak kelurahan tengah mnindak lanjuti lapaoran dari warganya itu.
Ia menyebut dirinya tengah membuat laporan terkait hal ini yang ditujukan kepada Camat setempat.
"Kami untuk hari ini sedang menindak lanjuti dengan membuat laporan kepada bapak Camat," jelas Slamet.
Slamet mengungkapkan bentuk laporan warga berupa ritual-ritual yang dilakukan oleh Keraton Agung Sejagat yang dinilai telah menyimpang dari ajaran agama Islam.
"Laporannya soal keluhan warga yang merassa adanya ritual-ritual yang diadakan Keraton banyak sekali," kata Kepala Desa Pogung Juru Tengah, Purworejo.
"Seperti sesembah-sembahan yang menurut warga itu menyimpang dengan ajaran Agama Islam," imbuhnya.
Tak hanya itu, warganya juga merasa terganggu dengan adanya pembakaran dupa yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
"Selanjutnya dengan pembakaran dupa, warga merasa terganggu sekali karena baunya sangat menyengat," ujarnya.
Slamet menegaskan, intinya warga sekitar sangat keberatan dengan kegiatan ini.
"Harapan warga kegiatan keraton ini tidak diselenggarakan di Desa Pogung Juru Tengah," kata Slamet.
"Silahkan kalau mau dilanjutkan boleh tapi jangan disini," tegas Slamet.
Penasehat Keraton Agung Sejagat Bantah adanya Aliran Sesat
Penasehat Keraton Agung Sejagat, Chikmawan/Resi Joyodiningrat membantah bahwa kelompoknya merupakan aliran sesat.
Menurutnya kelompoknya ini bukan sebuah aliran maupun organisasi.
Melainkan adalah sebuah kerajaan.
"Ada yang mengatakan ini aliran sesat, ada juga yang menyebut suatu organisasi,' ujarnya.
"Kami kan bukan suatu organisasi maupun aliran, merupakan sebuah kerajaan yang dilakukan oleh trah itu sendiri," jelasnya.
Penasihat Keraton ini juga menyebut keberadaan mereka ini tidak perlu meminta izin kepada pemerintah.
Hal ini dikarenakan Keraton Agung Sejagat merupakan induk dari seluruh kerajaan hingga republik di dunia.
"Kalau kami istilahnya, karena konteksnya kami adalah kekaisaran dunia, tidak ada izin kepada pemerintah terkait tidak apa-apa," tuturnya.
"Karena sekali lagi kami adalah kekaisaran dunia yang memiliki hak atas tanah," tegasnya.
Ia pun tak mempermasalahkan terkait pihak-pihak yang tidak setuju dengan keberadaan Keraton Agung Sejagat ini.
Karena pro dan kontra merupakan hal yang wajar.
"Untuk lingkungan, sebagian ada yang pro dan kontra itu wajarlah," imbuhnya.
Polisi Cari Tahu Motif Berdirinya Keraton Agung Sejagat
Menanggapi kehadiran Keraton Agung Sejagat, pihak kepolisian mengaku tengah mencari tahu terkait motif munculnya Keraton ini.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas polri Brigjen Pol Argo Yuwono.
"Ini masih kita cek seperti apa kerajaan tersebut," ungkap Argo yang dikutip dari Kompas.com.
Menurut penuturannya, pihaknya kini tengah menunggu informasi dari Polda Jateng.
Karena Polda Jateng lah yang sedang melakukan pendalaman terkait alasan berdirinya Kraton Agung Sejagat di Purworejo ini.
"Masih kita dalami seperti apa, jadi kita belum bisa memastikan kegiatannya," ujar Argo.
"Kami masih menunggu konfirmasi dari Polda Jawa Tengah," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Isnaya Helmi Rahma, Kompas.com/Devina Halim)