TRIBUNNEWS.COM - Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) turut berkomentar terkait adanya Keraton Agung Sejagat (KAS) yang menggegerkan publik.
Komentar itu datang dari ketua FSKN, Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat.
Menurut Arief, kehebohan yang dibuat Keraton Agung Sejagat telah mencoreng nama baik keraton-keraton di Indonesia.
Bahkan, banyak pihak yang memberi komentar tidak baik kepada keraton, terlebih di media sosial.
Dengan adanya komentar tersebut, sebagian kalangan milenial pun heran.
Mereka mempertanyakan ulang eksistensi keraton di era yang serba modern saat ini.
“Kaum milenial kan bertanya, hari gini masih ada keraton,” kata Arief kepada kepada Kompas.com di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon, Rabu siang (15/1/2020).
Bahkan dituturkan Arief, dengan adanya pemberitaan soal KAS, membuat posisi keraton semakin berat.
Diketahui, saat ini keraton-keraton sedang berjuang keras agar tidak punah.
Terlebih lagi adanya desakan zaman seperti era modernisasi.
Menurut Arief, keraton menjadi benteng terakhir pelestari budaya.
“Dengan kejadian kemarin ini tentunya keraton sudah berat melestarikan, melaksanakan adat tradisi."
"Oleh masyarakat dipandang sebelah mata, oleh pemerintah juga dipandang sebelah mata."
"Eh ada kejadian itu, ya tambah berat. Mencoreng nama baik keraton, kan,” tambah Arief.
Sebelumnya diberitakan, awam dihebohkan dengan keberadaan Keraton Agung Sejagat.
Kerajaan tersebut berada di RT 3 RW 1, Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Namun, 'usia' keraton ini tak lama sebab polisi menangkap Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat, yaitu Totok Santoso Hadiningrat (42) dan Fanni Aminadia (41) alias Dyah Gitarja.
Kini, pasangan bukan suami istri tersebut ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jateng.
Keduanya juga dijerat dua pasal yaitu pasal 378 KUHP tentang penipuan serta pasal 14 UU RI No 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.
Dalam wawancaranya, Totok Santoso mengklaim sebagai keturunan takhta Kerajaan Majapahit.
Totok mengaku, awal mula berdirinya kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) karena mendapat ilham.
Ilham itu diakunya dari leluhur Raja Sanjaya, keturunan dari Kerajaan Majapahit.
Dalam ilham atau wangsit itu, kata Totok, kerajaan KAS harus berdiri di Kabupaten Purworejo.
Dia mengklaim diperintahkan untuk melanjutkan kejayaan Kerajaan Majapahit.
Ia pun mendirikan Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Jurutengah, Bayan, Purworejo.
Dalam kerajaan ini, Fanni dipercayai Totok untuk mengemban amanah sebagai Permaisuri.
Totok pun memberi tugas kepada Fanni untuk merancang segala pernak-pernik kerajaan meliputi seragam kerajaan, topi, umbul-umbul, tombak, dan bendera.
"Yang merancangnya Fanni. Ini kami dirikan sejak tahun lalu," terang Totok kepada Tribunjateng.com, Rabu (15/1/2020).
Mereka diketahui hanya fokus bekerja mendirikan Kerajaan KAS, tanpa sampingan apapun.
Untuk merancang segalanya, mereka menggunakan uang hasil iuran pendaftaran dari para calon anggota yang kepincut.
Dia mengungkapkan, kerajaan KAS didirikan sekitar pertengahan 2018 lalu.
Secara rinci, dia tidak menyebutkan bulan dan tanggal awal mulanya didirikan.
Namun, dia pun langsung merekrut warga setempat yang berminat menjadi pejabat di kerajaannya.
(Tribunnews.com.Maliana, Kompas.com, Tribunjateng.com)