TRIBUNNEWS.COM - Totok Santoso Hadiningrat (42) dan Fanni Aminadia (41) ditangkap polisi atas keterlibatan mereka dalam munculnya Keraton Agung Sejagat, Selasa (14/1/2020) lalu.
Saat konferensi pers di Mapolda Jawa Tengah, Rabu (15/1/2020), Totok Santoso Hadiningrat membagikan bagaimana awal kemunculan dari Keraton Agung Sejagat.
Totok mengaku, ia mendirikan Keraton Agung Sejagat, karena mendapat ilham dari leluhur Raja Sanjaya, keturunan dari Kerajaan Majapahit.
Dalam ilham atau wangsit itu, kata Totok, Keraton Agung Sejagat harus berdiri di Kabupaten Purworejo.
Dia mengklaim, diperintahkan untuk melanjutkan kejayaan kerajaan majapahit dalam wangsit tersebut
Sehingga, Totok Santoso Hadiningrat memberi tugas kepada Fanni Aminadia untuk merancang segala pernak-pernik kerajaan.
Fanni Aminadia diperintahkan Totok untuk mengurus seragam kerajaan, topi, umbul-umbul, tombak, dan bendera.
"Yang merancangnya Fanni. Ini kami dirikan sejak tahun lalu," ujar Totok Santoso Hadiningrat, dikutip dari Tribunjateng.com, Rabu (15/1/2020).
Ia menambahkan, Keraton Agung Sejagat didirikan sekitar pertengahan 2018 lalu.
Totok mengungkapkan, dirinya langsung merekrut warga-warga setempat yang berminat menjadi pejabat dalam kerajaannya.
"8 Desember 2018 lalu. Kemudian 10 Januari 2019 kirab. Puncaknya, 12 Januari 2019," ungkap Totok.
Hingga kini, Polda Jawa Tengah masih menyidik lebih lanjut kedua tersangka, mulai dari rekam jejak hingga total uang yang didapat dari anggota kerajaan.
Kepada penyidik, Totok sendiri mengaku tengah mencari 13 menteri dari ratusan anggotanya.
Hal itu diketahui oleh Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana, saat ikut memantau jalannya penyidikan kepada dua tersangka di Mapolda Jawa Tengah, Rabu (15/1/2020).
"Nanti itu, dia ingin menunjuk Resi (menteri) bagian politik, ekonomi, militer, sosial, dan budaya.
Bawahan Resi, ada Bhre (Gubernur). Lalu bawahnya lagi Bekel (Lurah)," jelas Kombes Pol Iskandar.
Dia juga mengetahui, Totok sempat akan membangun kerajaan serupa di Yogyakarta pada 2016 silam.
Saat itu, Totok Santoso Hadiningrat membentuk Jogjakarta Development Committee atau Jogja DEC.
Menurutnya, kehadiran dari Totok itu ditolak oleh warga Yogyakarta.
Sehingga, ia melakukan aksinya itu di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
"Namun, warga di sana (Yogya) langsung menolak. Kemudian, dia melakukan hal serupa di Purworejo.
Anggotanya sampai 450 orang," jelas Iskandar.
Saat ditanyai jumlah kerugian, Iskandar mengaku bahwa pihak penyidik masih mendalami kasus ini.
"Sebab, dimungkinkan ada tersangka baru. Kita juga sedang mendalami hubungan antara Totok dan Fanni itu seperti apa," tambah Iskandar.
Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan, Fanni Aminadia hanyalah teman dekat Totok Santoso Hadiningrat.
Rycko juga mengungkapkan, keduanya bukanlah warga asli dari Purworejo, Jawa Tengah.
"Sementara Fanni Aminadia yang diakui sebagai permaisuri ternyata bukan istrinya, tetapi hanya teman wanitanya," kata Ryko, Rabu (15/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat ini mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jakarta.
Sementara terkait tempat tinggal, keduanya mempunyai indekos di Yogyakarta.
Mengutip TribunJateng.com, Fanni Aminadia memiliki dua usaha bisnis.
Usaha bisnis yang dimiliki oleh perempuan kelahiran 1979 ini berupa salon kecantikan dan restoran.
Hal tersebut disampaikan Ratu Dyah Gitarja melalui laman Facebook pribadinya, Fanny Aminadia.
Bisnis salonnya bernama Nabila Beauty Care, sedangkan bisnis kulinernya bernama Angkringan Mepet Sawah Ambu.
(Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunJateng.com/Akhtur Gumilang)