TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria asal Desa Guha Ulee Kecamatan Kuta Makmur Aceh Utara Muhammad Khairi (27) dilaporkan meninggal karena digigit semut merah.
Sebelumnya pria ini pingsan di atas pohon bayu sehingga membuat sekujur tubuhnya digigit semut merah saat membersihkan ranting pohon tersebut di kawasan Desa Krueng Seunong kecamatan setempat, Minggu (20/1/2020) siang.
Korban meninggal sesaat setelah sampai di RSU Metro Medical Center (MMC) CUnda Lhokseumawe.
Selain menimbulkan rasa gatal yang sangat mengganggu, kulit yang digigit semut jadi memerah dan bengkak.
Gigitan semut api mengandung racun yang berisi campuran dari 46 protein.
Itulah mengapa, setelah digigit semut api, biasanya kulit akan mengalami iritasi ringan.
Namun, ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa racun tersebut bisa memengaruhi sistem saraf manusia.
Bahkan, seseorang bisa berhalusinasi setelah digigit serangga kecil berwarna merah ini.
Gejala gigitan semut api biasanya diawali dengan rasa nyeri yang sangat tajam, seperti terbakar atau habis dicubit.
Meskipun hanya berlansung sebentar, yaitu sekitar beberapa detik hingga beberapa menit, tetapi rasa gatal kemudian akan muncul lagi dengan lebih intens.
Rasa gatal tersebut bisa bertahan selama beberapa hari ke depan, tetapi biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Pada kasus tertentu, bekas gigitan semut api bisa membengkak disertai rasa gatal yang tidak tertahankan.
Pembengkakan akan terus membesar selama 1-2 hari ke depan dan terasa panas dan menyakitkan bila disentuh.
Selain itu, penyakit anafilaktik juga bisa terjadi akibat gigitan semut api, walaupun sangat jarang.
Hal tersebut menyebabkan reaksi alergi yang cukup parah.