TRIBUNNEWS.COM - Kasus dugaan penipuan dari kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, sampai saat ini masih terus berjalan dan diproses oleh pihak kepolisian.
Fakta baru mengenai kehidupan raja dan ratu dari Keraton Agung Sejagat juga terungkap ke publik.
Direskrimum Polda Jawa Tengah, Kombes Budi Haryanto mengatakan, ratu Keraton Agung Sejagat, Fanni Aminadia, selalu menangis saat ditanya mengenai janinnya.
Diketahui, janin dari Fanni Aminadia sudah dipindah ke lokasi pemakaman umum, dari sebelumnya yang dikubur di samping rumah kontrakan Totok Santoso Hadiningrat.
"Selalu nangis kalau ditanya soal itu. Nanti kita koordinasikan dengan Polda DIY," jelas Budi di Semarang, Selasa (21/1/2020), dikutip dari Kompas.com.
Budi mengatakan, pihaknya belum mengetahui penyebab dari janin Fanni yang dibukur tersebut akibat keguguran atau sebab yang lainnya.
Namun, ia membenarkan, jika di dalam kendil yang dikubur tersebut ada gumpalan daging.
"Keguguran atau tidak belum tahu. Kita tidak mengarah ke sana, TKP-nya di Yogya."
"Tapi, memang ditemukan dalam kendil itu masih berupa gumpalan daging, dan pembantunya mengatakan itu dari si Fanni," jelasnya.
Sang Ratu berbelit-belit
Menurut Budi, Polda Jawa Tengah masih fokus untuk melengkapi berkas perkara untuk kasus dugaan penipuan dan penyebaran berita bohong yang dilakukan Fanni Aminadia dan Totok Santoso.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana mengatakan, Totok Santoso Hadiningrat dan Fanni Aminadia sudah mengakui, mereka bukan dari keturunan Kerajaan Mataram.
Sebelumnya, Fanni sempat berbelit-belit saat dimintai keterangan oleh polisi.
Ratu Keraton Agung Sejagat itu masih merasa mendapatkan wangsit sebagai keturunan kerajaan.