RSHS menduga pasien tersebut mengalami infeksi saluran pernapasan atas akut.
Namun, pihak RSHS tetap melakukan pengambilan spesimen dari hidung dan tenggorokan pasien untuk selanjutnya diperiksa.
Pasien Kedua
Yovita mengatakan, pasien kedua juga seorang laki-laki, yang berusia 24 tahun.
Dia merupakan warga negara Indonesia dan bertempat tinggal di kawasan Dago, Bandung.
Menurutnya, pasien tersebut sudah lama mengidap epilepsi dan sering berobat ke Singapura.
Ia mengatakan, pasien mengalami batuk dan demam setelah kembali ke Indonesia.
Pada Senin (25/1/2020), kemudian kejang dan tidak sadarkan diri.
"Pasien kontrol dalam kondisi baik (di Singapura), lalu kembali ke Indonesia dan ke Bandung 22 Januari," kata dia.
"Sehari setelah dari Singapura mengalami batuk dan demam. Pada 25 Januari pasien kejang dan tidak sadar, dibawa ke RS Borromeus," jelas Yovita.
Menurut dia, pasien sudah diperiksa darahnya dan ditemukan ada infeksi.
Kemungkinannya infeksi paru-paru, walau hasil rontgen saat itu menunjukkan kondisinya masih baik.
"Pada 26 Januari pasien ini mengalami perburukan kondisi tubuh sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan. Sempat kejang, tidak sadar, dan saat melakukan foto dada, ada perburukan," sebut dia.
"Saat itu dari Borromeus dikirim ke ruang isolasi, dengan tetap melakukan observasi, dugaan penyebab adanya infeksi pnemonia," jelasnya.